Diet Tya Ariestya Jadi Sorotan Karena Sebut Bebas Pakai Garam, Ini Batas Aman Konsumsi Garam Harian

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 7 Maret 2021
Batasan penggunaan garam harian
Batasan penggunaan garam harian tripsavvy.com

Parapuan.co  - Punya tubuh langsing ideal pasti menjadi dambaan setiap orang, terutama bagi para perempuan.

Berbagai cara pun dilakukan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan, salah satunya adalah dengan diet.

Belakangan tengah viral diet yang dilakukan salah seorang artis yang berhasil menurunkan berat badan secara drastis.

Diet tersebut adalah diet yang dilakukan oleh Tya Ariestya.

Tya pun disebut-sebut banyak menginspirasi karena perubahan bentuk tubuhnya yang drastis dalam waktu singkat.

Baca Juga: Tak Ada Lagi 'I Hate Monday', Ini 6 Manfaat Punya Gairah Kerja Bagi Keberlangsungan Karier

Hal ini ditunjukkannya lewat unggahan di Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.

Tya berhasil menurunkan berat badan hingga 25 kg dalam waktu kurang lebih selama 7 bulan.

 

Sukses dengan dietnya, Tya kemudian membuat buku soal perjalanannya menurunkan berat badan.

Namun, baru-baru ini diet ala Tya Ariestya ini justru menimbulkan kontroversi.

Isi buku yang dibuat dan dijualnya ini disebut menunjukkan kejanggalan hingga menimbulkan pro dan kontra.

Sederet ahli gizi pun ikut menyoroti isi buku diet Tya Ariestya ini.

Salah satunya datang dari akun Twitter @gizipedia_id , yang dikelola oleh para ahli gizi.

Dalam utasnya, akun tersebut menunjukkan sebuah kejanggalan dalam buku bertajuk "The Journey of Fit Tya Ariestya" itu.

Diet yang dijalani Tya dan dibagikan lewat buku dianggap memunculkan beberapa kesalahpahaman soal gizi yang perlu diluruskan.

Salah satunya soal penggunaan garam dalam diet yang dijalani oleh Tya.

Utas tersebut juga menyoroti pembahasan dalam buku yang menuliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dengan bumbu apapun, termasuk bebas menggunakan garam.

Hal ini pun dirasa tidak tepat. Pasalnya, penggunaan garam juga telah dibatasi untuk alasan kesehatan.

 Baca Juga: Enggak Ribet, Ini 7 Tanaman Hias yang Bisa Ditanam di Media Air

"Pada halaman 55, dituliskan ayam fillet tanpa kulit boleh dimakan dg bumbu apapun. Tulisnya, "boleh pakai garem, bebas malah..." Kecuali terasi (ngga tahu alasan ilmiahnya kenapa)

Ini tidak tepat. Konsumsi garam itu tidak bebas dipakai enaknya ya," tulis akun @gizipedia_id.

Hal ini dianggap salah dan menyesatkan karena penggunaan garam harian ada batasannya.

"Garam, natrium konsumsinya dibatasi. Kemenkes sudah capek promosi G1G4L5. Buat apa kurus kalau hipertensi? Coba googling aja. Banyak sekali alasan knp garam dibatasi," tambahnya.

Mengonsumsi garam berlebih dapat berakibat buruk bagi tubuh.

Risikonya, di antaranya peningkatan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Imbauan batas aman penggunaan garam setiap hari juga digaungkan oleh Kementerian Kesehatan.

Menurut data Kemenkes, WHO menganjurkan untuk membatasi konsumsi sodium 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh garam per hari.

Sementara, untuk anak-anak, dikutip dari Kompas.com, WHO merekomendasikan asupan garam disesuaikan dengan kebutuhan tubuh mereka.

Baca Juga: Sederet Manfaat Ubi Jalar bagi Tubuh: Bisa Jadi Bahan Alami Masker!

Dengan catatan, tak melebihi batas maksimal konsumsi aman garam untuk orang dewasa.

Akan tetapi, WHO tak merekomendasikan untuk memberikan garam kepada anak yang berada pada periode pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan).

Selain itu, pemberian garam juga tak direkomendasikan untuk periode pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yaitu usia 6-24 bulan.

WHO juga mengimbau agar semua garam yang dikonsumsi harus diperkaya dengan yodium.

Yodium merupakan zat yang sangat penting untuk perkembangan otak pada janin dan anak kecil, serta mengoptimalkan fungsi mental orang pada umumnya. (*)