Kekerasan pada Anak Afifah Riyad, Peringatan Memilih Babysitter yang Aman

By Tim Parapuan, Rabu, 13 Agustus 2025

Peringatan untuk memilih pengasuh anak yang aman agar tidak terjadi kekerasan pada anak

Parapan.co - Media sosial digemparkan oleh kabar memilukan dari selebgram Afifah Riyad. Putrinya, Victory, diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pengasuh barunya. Kejadian ini terbongkar setelah rekaman CCTV di rumah Afifah viral di TikTok

Victory, yang baru berusia dua tahun, dikenal sebagai anak ceria. Namun dalam rekaman, ia terlihat mengalami perlakuan kasar. Saat sedang bermain di tenda mainannya, pengasuh itu mendekat lalu menarik rambut Victory dua kali dengan kasar. Tentu saja aksi itu membuat banyak warganet terkejut dan geram.

Tak berhenti di situ, CCTV juga merekam momen ketika Victory muntah. Bukannya membantu membersihkan dan menenangkan anak, sang pengasuh justru menyuruhnya mengelap muntahannya sendiri sambil mendorong Victory dengan keras sampai terjatuh. Perlakuan ini memicu kemarahan publik setelah video menyebar luas.

Afifah Riyad membagikan rekaman CCTV kekerasan yang dialami anaknya

Menurut Afifah, pengasuh tersebut baru bekerja di rumahnya selama satu bulan. Selama itu, ia belum menyadari ada perlakuan tidak wajar hingga akhirnya melihat rekaman kamera pengawas. "Gatau kalo setahun anak gue udh jadi apaan," tulis Afifah di media sosial.

Beberapa warga sekitar turut memberikan kesaksian yang membuat publik semakin geram. Mereka mengaku pernah mendengar sang pengasuh melontarkan kata-kata mengancam terhadap Victory.

Salah satu saksi bahkan menyebut pengasuh itu sempat mengatakan ingin “menghabisi” anak tersebut. Kesaksian ini memperkuat dugaan bahwa kekerasan bukan hanya terjadi sekali. Publik mendesak agar kasus ini dilaporkan ke pihak berwenang dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi kita untuk memilih pengasuh atau babysitter bukan sekadar soal ketersediaan, tetapi soal kepercayaan dan keamanan. Banyak orang tua yang sibuk bekerja, sehingga mengandalkan pengasuh, namun proses pemilihan sering kali kurang teliti.

Dilansir dari Kompas.com, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memilih pengasuh atau babysitter yang aman bagi anak agar kejadian seperti yang dialami Afifah tidak terulang.

Amati Interaksi Anak dengan Babysitter

Pertama, orangtua perlu memperhatikan cara babysitter berinteraksi dengan anaknya. Pilih babysitter yang memiliki gaya pengasuhan yang sesuai dengan anak agar anak merasa aman dan nyaman. Sebaiknya orangtua juga menanyakan kemampuan babysitter tersebut. Seorang pengasuh yang berkompeten pasti dapat menjelaskan dengan baik kemampuan yang dimilikinya.

Memastikan Kualitas Kerja Babysitter

Kedua, periksalah kualifikasi babysitter agar orangtua tidak merasa cemas saat mempercayakan anak kepadanya. Babysitter harus menguasai cara mengatasi anak dalam situasi darurat dan menunjukkan sikap dewasa. 

Baca Juga: Lebih dari Sekadar Kasih Sayang, Sentuhan Ibu Kunci Tumbuh Kembang Optimal Bayi

 

Orangtua perlu memastikan babysitter memiliki penilaian yang baik dan berakal sehat. Dengan memastikan hal-hal tersebut orang tua dapat mempercayai anaknya untuk diasuh babysitter.

Biaya yang Diperlukan

Ketiga, tanyakan kepada babysitter berapa biaya yang dipatok agar pengasuhan anak berjalan optimal. Transparansi mengenai tarif ini akan membantu orang tua menyesuaikan anggaran sekaligus memastikan bahwa pengasuhan anak dapat berjalan optimal tanpa ada kesalahpahaman di kemudian hari.

Perlu diingat bahwa biaya mengasuh anak dapat bervariasi tergantung pada banyak faktor, seperti lokasi tempat tinggal, jumlah anak yang diasuh, tingkat pengalaman dan kualifikasi babysitter, durasi kerja harian, hingga tanggung jawab tambahan yang mungkin diberikan. 

Dalam beberapa kasus, babysitter yang memiliki pelatihan khusus, misalnya sertifikat pertolongan pertama atau pengalaman merawat anak berkebutuhan khusus bisa mematok tarif lebih tinggi.

Memberikan Catatan Khusus

Keempat, kondisi kesehatan anak tentu berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberi tahu babysitter mengenai hal tersebut. Misalnya, soal jadwal makan dan tidur anak, makanan yang bisa menyebabkan alergi, atau hal-hal lainnya. 

Orang tua juga perlu menyampaikan jika anak memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti asma, gangguan pencernaan, atau kondisi medis lainnya yang membutuhkan penanganan khusus.

Baca Juga: Babysitter Cekoki Anak Majikan Obat Penggemuk, Perhatikan Ini saat Memilih Pengasuh Anak

Selain itu, pemberitahuan terkait obat-obatan yang harus diminum secara rutin, tanda-tanda awal jika anak sedang tidak enak badan, hingga kebiasaan kecil yang dapat menenangkan anak ketika rewel juga perlu dijelaskan. Semakin detail informasi yang diberikan, semakin besar kemungkinan babysitter dapat merawat anak dengan tepat, aman, dan sesuai kebutuhan

Memberikan Nomor Darurat

Kelima, setelah menyewa jasa babysitter, jangan lupa memberikan nomor telepon darurat kepadanya. Nomor ini sebaiknya tidak hanya milik salah satu orang tua, tetapi juga mencakup nomor kerabat dekat, tetangga yang dipercaya, atau bahkan nomor fasilitas kesehatan terdekat seperti dokter anak atau rumah sakit. Tujuannya adalah agar babysitter memiliki akses cepat untuk meminta bantuan jika terjadi keadaan darurat. 

Rutin Berkomunikasi dengan Babysitter

Keenam, meski orangtua sudah menemukan orang yang dapat dipercaya untuk merawat anaknya, mereka tetap tidak boleh lengah. Pastikan untuk menghubungi babysitter secara rutin agar memastikan kondisi anak tetap baik. Bagi orang tua ada baiknya untuk menanyakan kondisi anak ketika sudah bertemu di rumah. 

Bertanya kepada Anak

Ketujuh, yang tidak kalah penting adalah menanyakan bagaimana pola pengasuhan atau kegiatan sehari-sehari antara anak dengah pengasuhnya. Tujuannya adalah agar orangtua mengetahui apakah anak tersebut nyaman atau tidak ketika diasuh oleh babysitter.

Peristiwa yang dialami Afifah membuat banyak orang tua mulai mempertimbangkan pemasangan CCTV di rumah serta melakukan kunjungan mendadak guna memantau situasi. Langkah ini dinilai efektif mengurangi risiko kekerasan yang luput dari pengawasan. 

Lebih jauh, beberapa keluarga bahkan mengombinasikan CCTV dengan sistem pemantauan berbasis aplikasi yang memungkinkan mereka melihat kondisi rumah langsung melalui ponsel kapan saja, sehingga rasa aman terhadap keselamatan anak menjadi lebih terjaga.Kasus yang menimpa Victory bukan sekadar tragedi pribadi, melainkan panggilan bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap keselamatan anak. Dari rumah hingga ranah hukum, dari edukasi publik hingga pengawasan ketat, setiap langkah pencegahan adalah investasi bagi generasi masa depan yang lebih aman dan terlindungi.

Baca Juga: 11 Dampak Jangka Panjang Kekerasan Anak di Bawah Umur yang Perlu Diwaspadai

(*)

Putri Renata