Parapuan.co - Film Sukma menjadi proyek yang menyatukan para aktor papan atas Indonesia, termasuk Luna Maya, Fedi Nuril, Oka Antara, Kimberly Ryder, dan aktris senior Christine Hakim. Tidak hanya itu, film ini juga menjadi tonggak baru bagi Baim Wong yang kembali membuktikan kemampuannya sebagai produser dengan menggandeng nama-nama besar yang biasanya mengisi peran utama di berbagai film.
Konferensi pers Sukma yang digelar pada Senin (11/8) diwarnai cerita-cerita menarik dari para pemain. Termasuk Kimberly Ryder dan Christine Hakim berbagi pengalaman yang tak hanya seru, tetapi juga mistis selama proses syuting.
Kimberly Ryder mengaku terkejut sekaligus senang saat pertama kali bekerja sama dengan Christine Hakim. “Sangat surprise dengan ibu Christine. Ternyata orangnya super friendly banget, motherly, semuanya dirangkul. Pokoknya beda banget deh dari karakter-karakter dia yang kadang terlihat menakutkan,” ungkap Kimberly sambil tersenyum.
Pengalaman di set Sukma juga penuh dinamika. Kimberly bercerita bahwa banyak perubahan mendadak pada skrip yang awalnya tidak ia duga. “Awalnya udah dikasih tahu gara-gara ibu Christine, jadinya harus banyak yang diubah. Padahal udah banyak yang dipelajari, tapi pas di lokasi syuting, skrip finalnya masih bisa diganti lagi,” tuturnya.
Kimberly sendiri menyoroti kepemimpinan Baim Wong sebagai sutradara di film keduanya. Ia mengaku kagum dengan wibawa Baim, yang tetap mampu menjaga suasana kerja agar tetap hangat dan komunikatif. “Dia bisa se-berwibawa itu as a director, tapi masih asik diajak ngobrol, diajak diskusi. Bisa dibilang seperti jenderal kita, tapi tetap bisa dijadikan teman,” kata Kimberly.
Baim, menurut Kimberly Ryder, selalu terbuka untuk membicarakan detail karakter. Hal ini membuat proses kerja terasa kolaboratif. “Kak Baim sangat open untuk diskusi perihal karakter-karakter pemainnya,” tambah Kimberly.
Namun, di balik suasana kerja yang hangat, para pemain Sukma dihadapkan pada pengalaman syuting yang berat secara mental. Christine Hakim juga mengaku bahwa hampir semua adegan terasa menantang. “Jujur aja hampir semuanya, mbak. Ini berat banget dan energinya negatif. Kalau bukan karena pertolongan Tuhan… ini ada masalah logika dan metafisika juga ya. Energi rumah itu sangat, sangat negatif. Ada yang bunuh diri,” ceritanya.
Pengalaman mistis itu sudah terasa bahkan sebelum kamera mulai merekam. “Saat pertama kali masuk rumah, belum syuting, cuma mau orientasi, dada aku udah berat sekali,” kenang Christine.
Melihat situasi itu, Baim Wong mengambil langkah pencegahan. Ia meminta tim untuk menjauhi hal-hal buruk, sementara Christine Hakim menganjurkan mengadakan selamatan. Baim juga menceritakan di balik proses syuting seperti selamatan yang tadinya hanya diadakan di basecamp, namun akhirnya dilakukan langsung di rumah lokasi syuting untuk menjauhi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Tips Aman Mendaki Gunung Bagi Perempuan agar Tak Alami Kejadian Mistis
Rumah yang digunakan dalam film ini sendiri menyimpan aura mencekam. “Bayangkan, ini rumah bangunan Belanda, kosong sudah lama bertahun-tahun. Di hari pertama syuting, tanpa pertolongan Tuhan, saya tidak tahu kenapa harus merasakan hal-hal negatif ini,” ungkap Christine.
Ia menceritakan salah satu adegan ekstrem di mana karakternya mengalami luka bakar parah. “Di adegan kedua, luka bakar itu sudah mencolok. Yang ada tuh kelihatan cuma daging merah, sebelumnya putih,” ujarnya dengan ekspresi serius.
Anehnya, Christine tidak merasakan sakit sama sekali meski adegan itu menuntut visual yang mengerikan. “Saya tidak ada rasa sakit sedikitpun ketika badan melocok itu. Tapi saya bersyukur masih ada perantara Tuhan dan dokter yang menolong saya,” tambahnya.
Christine juga membagikan refleksinya terhadap karakter yang ia perankan. Menurutnya, karakter ini sebagai gambaran manusia yang lemah dalam menguasai dirinya, sehingga dorongan emosi dan logika yang keliru mendominasi tindakannya. "Dalam bahasa yang lain, saya melihat karakter tersebut menggambarkan manusia yang gagal mengendalikan hawa nafsu, sehingga logika mengambil alih,” jelasnya.
Bagi aktris senior ini, proses memerankan karakter tersebut jauh melampaui sekadar mengikuti naskah atau arahan sutradara. Ia memandangnya sebagai sebuah perjalanan batin yang menguji empati, kesabaran, dan kedalaman jiwa seorang aktor. “Jadi semua itu karakter yang harus saya perankan,” ujarnya singkat namun penuh makna.
Film Sukma sendiri dibungkus dengan kombinasi horor dan drama yang pekat, menciptakan suasana menegangkan sekaligus emosional. Ditambah lagi, lokasi syuting yang menyimpan banyak kisah mistis memberi lapisan atmosfer tersendiri, membuat setiap adegan terasa hidup sekaligus mencekam bagi para pemain maupun kru yang terlibat.
Baik Kimberly maupun Christine sepakat bahwa pengalaman ini menjadi salah satu yang paling berkesan dalam karier mereka. Selain menguji kemampuan akting, Sukma juga memberi pelajaran tentang kerja sama, kepekaan spiritual, dan ketangguhan mental.
Dengan cerita di balik layar yang penuh tantangan, Sukma semakin dinantikan kehadirannya di bioskop. Para penggemar tentu penasaran bagaimana pengalaman mistis para pemain akan terwujud di layar lebar. Infomasi untuk Kawan Puan, film Sukma akan tayang di bioskop Indonesia mulai 11 September 2025!
Baca Juga: Ada Horor dan Komedi, Ini Sinopsis Film yang Dibintangi Erika Carlina
(*)
Putri Renata