Parapuan.co - Pernahkah kamu merasa sedikit bersalah setelah membicarakan orang lain bersama teman dekat? Dalam budaya kita, aktivitas seperti itu sering dicap sebagai ghibah atau gosip. Konotasinya memang negatif, identik dengan kebiasaan buruk yang harus dihindari.
Namun, sebuah studi dari Belanda tahun 2014 justru membalikkan pandangan ini. Disebutkan sebagaimana melansir Your Tango, bergosip, jika dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab, ternyata bisa memberikan manfaat psikologis.
Studi tersebut menunjukkan bahwa bergosip bisa membantu seseorang melakukan refleksi dan evaluasi diri. Ketika mendengar atau membicarakan pengalaman orang lain—baik yang positif maupun negatif—kita terdorong untuk menilai kembali perilaku dan nilai-nilai diri sendiri.
Secara tidak langsung, gosip menciptakan ruang untuk introspeksi dan bahkan bisa memotivasi kita menjadi versi yang lebih baik dari diri kita sendiri. Lebih dari sekadar membicarakan orang lain, gosip ternyata bisa meningkatkan koneksi sosial dan mempererat hubungan antarteman.
Bagi banyak orang, berbagi cerita di antara obrolan ringan bisa menjadi cara untuk merasa lebih dekat dan lebih dimengerti. Ini semacam "lem sosial" yang mengikat kelompok kecil pertemanan, asalkan dilakukan tanpa niat menjatuhkan atau menyebarkan fitnah.
Gosip dalam Porsi yang Sehat: Antara Hiburan, Refleksi, dan Risiko
Tentu saja, seperti makanan manis yang harus dikonsumsi dalam batas wajar, gosip juga punya dosis sehatnya. Profesor Elena Martinescu, peneliti utama dari studi tersebut, mengingatkan bahwa meskipun gosip adalah bagian alami dari kehidupan sosial, tetap penting untuk memiliki “sikap kritis” terhadap apa yang kita katakan dan dengar.
Artinya, kita tidak boleh kehilangan kesadaran akan dampak negatif yang bisa ditimbulkan, baik terhadap orang lain maupun terhadap relasi sosial kita sendiri. Gosip yang tidak bertanggung jawab bisa menjadi senjata yang menyakitkan.
Informasi yang tidak akurat atau disampaikan dengan nada merendahkan bisa menyebabkan kesalahpahaman, merusak reputasi, dan bahkan memicu konflik serius. Maka dari itu, penting untuk memahami konteks dan motivasi di balik setiap cerita yang disebarkan.
Baca Juga: Tips Menjaga Hubungan Baik dengan Sahabat Meskipun Saling Berjauhan