Parapuan.co - Di tengah krisis iklim yang semakin nyata, peran aktif seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan hidup bumi. Namun, satu kelompok yang sering kali memiliki kontribusi besar namun kurang disorot adalah perempuan.
Dari komunitas pedesaan hingga kota besar, perempuan memainkan peran penting sebagai penjaga alam, penggerak komunitas, hingga pemimpin perubahan yang tangguh dalam pengolaan sampah.
Inilah yang dilakukan oleh Fei Febri, sosok perempuan inspiratif yang tidak ragu menyebut dirinya sebagai 'tukang sampah', sekaligus CEO dan pendiri PT Inovasi Gerakan Masyarakat atau INGRAM. INGRAM adalah sebuah bisnis sosial yang bergerak di bidang pengelolaan sampah berbasis teknologi dan komunitas.
Bersama timnya yang sebagian besar perempuan, Fei tidak hanya berupaya mengolah limbah, tetapi juga mengubah cara pikir masyarakat terhadap sampah itu sendiri. Perjalanan yang ia mulai sejak 2019 ini, berkembang menjadi gerakan yang menggabungkan edukasi, teknologi, serta kolaborasi lintas sektor.
Sejak berdiri, INGRAM telah berhasil mengelola dan mengurangi sekitar 9.700 ton sampah dari berbagai kota di Indonesia. Meski jumlah ini masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan total volume sampah harian nasional, tapi dampaknya sangat berarti karena diiringi dengan perubahan perilaku masyarakat secara bertahap.
"Sejak berdiri, kami telah mengurangi, mendaur ulang, dan mengolah atau memproses sekitar 9.700.000 kilogram. Ini setara dengan 9.700 ton sampah. Angka ini memang masih kecil kalau dibanding dengan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Tapi kami percaya angka ini akan terus bertambah, seiring bambahnya mitra, program, dan wilayah kerja kami," jelas Fei.
Yang membuat INGRAM menonjol bukan hanya pendekatannya yang menyeluruh dari hulu ke hilir, tetapi juga kemampuannya menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.
Dari komunitas warga, sekolah, kelompok pengelola Tempat Pembuangan Sampah (TPS), hingga perusahaan dan pemerintah daerah, semuanya menjadi mitra dalam membangun ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan.
Bahkan, INGRAM juga membuka peluang kolaborasi dengan para inovator teknologi agar solusi pengolahan sampah terus berkembang dan relevan dengan kondisi lokal.
Baca Juga: Peran Perempuan dalam Upaya Pilah Sampah, Pilar Perubahan Lingkungan
Peran Perempuan dan Gerakan Pengelolaan Sampah
Sosok perempuan inspiratif di balik bisnis pengolahan sampah, INGRAM.
Fei menekankan bahwa perempuan memegang peran sangat besar dalam perubahan sistem pengelolaan sampah, baik di rumah tangga maupun komunitas. Dalam komunitas binaan Ingram, sekitar 70 persen anggotanya adalah perempuan, begitu pula dengan tim internal INGRAM sendiri.
Di banyak rumah tangga, perempuan adalah pengambil keputusan utama dalam urusan konsumsi dan kebiasaan rumah tangga, termasuk bagaimana sampah dikelola.
Jika seorang ibu memutuskan untuk memilah sampah, maka seluruh rumah tangga akan mengikuti arahannya. Ini menunjukkan bahwa memberdayakan perempuan berarti memberdayakan satu ekosistem untuk menciptakan perubahan nyata.
"Kalau ibunya bilang, 'udah kumpulin aja taruh di depan' pasti akan ditaruh di depan. Tapi kalau ibu mengambil keputusan, membuat aturan ini sampah harus dipilah, dikompos, mau disetorakan ke bank sampah, itu ibu punya kendali dan punya power untuk menentukan itu," jelas Fei Febri.
Gaya Hidup Minim Sampah Dimulai dari Rumah
Fei sendiri adalah pelaku gaya hidup minim sampah. Ia memilah dan mengomposkan sampah di rumah, menggunakan menstrual cup selama lima tahun terakhir agar tidak menghasilkan sampah pembalut, serta menghindari produk-produk yang sulit didaur ulang.
Prinsip yang ia pegang adalah Reduce, Reuse, Recycle (3R) dan selalu memprioritaskan reduksi sebagai langkah pertama. Menurutnya, gaya hidup minim sampah bukan berarti harus 100 persen bebas sampah, karena hal itu sangat sulit di dunia modern saat ini.
Tapi langkah kecil yang dilakukan secara konsisten bisa memberikan dampak besar. Bahkan, Fei menyarankan untuk tidak menunggu semua fasilitas sempurna untuk mulai memilah sampah. Gunakan saja kardus bekas untuk membuat tempat pemilahan di rumah.
Lewat INgRAM, Fei bukan hanya mengelola sampah ia menggerakkan perubahan sosial. Ia membuktikan bahwa seorang tukang sampah bisa menjadi agen transformasi, bisa membangun komunitas, menciptakan solusi, dan menginspirasi banyak orang. Dan semua itu dimulai dari satu keyakinan bahwa perubahan dimulai dari rumah, dari diri sendiri, dan dari keberanian untuk peduli.
Baca Juga: Sosok Perempuan Inspiratif di Balik Bisnis Pengolahan Sampah INGRAM
(*)