Tantangan Gen Z Kelola Keuangan di Era Digital, Antara Kemudahan dan Risiko

By Arintha Widya, Selasa, 17 Juni 2025

Tantangan Gen Z mengelola keuangan di era digital.

Parapuan.co - Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1997 hingga 2012, merupakan generasi yang paling melek teknologi sekaligus menjadi penggerak utama ekonomi digital. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Gen Z mencakup 27,94 persen dari total populasi Indonesia.

Mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang pesat, dikenal adaptif, kreatif, dan terbuka terhadap perubahan. Namun, di balik potensi tersebut, Gen Z dihadapkan pada tantangan besar dalam pengelolaan keuangan di era yang serba cepat dan konsumtif.

Hal ini mengemuka dalam gelaran Kelas Pintar Bersama yang diselenggarakan oleh platform pinjaman daring Kredit Pintar, sebagaimana dikutip dari Kompas.com. Yuk, simak penjelasan tentang pengelolaan keuangan Gen Z di era digital menurut perencana keuangan Rista Zwestika berikut ini!

Red Flag dalam Pengelolaan Keuangan Gen Z

Rista Zwestika Reni, seorang perencana keuangan yang menjadi narasumber acara tersebut, mengungkapkan berbagai "red flag" dalam perilaku finansial Gen Z.

“Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Gen Z, antara lain yaitu 75 persen Gen Z aktif menggunakan dompet digital (e-wallet), 62 persen transaksi e-commerce di Indonesia dilakukan oleh Gen Z dan Milenial, 41 persen Gen Z mengaku kesulitan menabung karena pengeluaran impulsif dan fenomena Fear of Missing Out (FOMO), hanya 34 persen Gen Z paham investasi dasar seperti reksa dana/saham. Tidak sadar pengeluaran, kurang perencanaan jangka panjang, dan minim literasi keuangan," ujar Rista dalam siaran pers, Senin (16/6/2025).

Rista menambahkan, kondisi ini diperburuk oleh karakteristik Gen Z yang cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan dan media sosial.

"Gen Z menghadapi banyak tantangan dalam hal pengelolaan keuangan karena kemudahan dalam mengakses informasi, kemudian lebih mudah terpengaruh lingkungan dan media sosial, lebih mudah mengikuti tren, namun juga lebih mudah stres," ujarnya.

Dampaknya, banyak dari mereka yang terjebak pada perilaku konsumtif dan bahkan rentan menjadi korban investasi bodong.

Baca Juga: Bunga Zainal Kena Tipu Rp 15 Milyar, Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong