Menilik Berbagai Dampak Psikologis Lupus pada Pasien Perempuan

By Saras Bening Sumunar, Sabtu, 10 Mei 2025

Dampak psikologis pasien lupus.

Parapuan.co - Setiap tahunnya, 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit lupus.

Bukan itu saja, adanya Hari Lupus Sedunia juga bertujuan untuk memberikan dukungan kepada penyintas lupus, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini, dan mendorong penelitian serta layanan kesehatan yang lebih baik. 

Lupus bukan hanya penyakit fisik dengan gejala seperti nyeri sendi, kelelahan ekstrem, atau ruam kulit yang khas berbentuk kupu-kupu. Lupus juga membawa luka emosional yang mendalam bagi pengidapnya. Perjalanan seorang pasien lupus adalah perjalanan panjang yang penuh dengan ketidakpastian, naik-turunnya kondisi, dan rasa takut terhadap komplikasi medis yang bisa mengintai kapan saja.

Diagnosis lupus sering kali datang secara tiba-tiba, dan dalam banyak kasus, didahului oleh bertahun-tahun gejala samar yang tidak tertangani dengan benar, yang menyebabkan banyak pasien merasa frustrasi dan tidak dipahami. Di sinilah pentingnya untuk memahami bukan hanya sisi medis, tetapi juga sisi psikologis dari kondisi ini.

Merujuk dari laman Lupus Research Allianceseseorang yang terdiagnosis lupus kerap menghadapi berbagai tantangan psikologis yang memengaruhi kondisi emosional mereka. Bahkan sekitar 25 persen pasien lupus mengalami depresi berat dan 37 persen mengalami kecemasan berat.

Nyeri, kelelahan, dan ruam yang membuat seseorang kurang percaya diri membuat mereka sulit bersosialisasi dan memilih untuk mengurung diri. Sayangnya, situasi ini malah cukup sering diabaikan.

Banyak pasien yang hanya berfokus pada pengobatan lupus dibandingkan pendampingan pada kondisi mental mereka. Padahal, baik pengobatan lupus maupun kestabilan kondisi psikologis perlu berjalan bersamaan atau berdampingan.

Oleh karenanya, berikut PARAPUAN merangkum tantangan psikologis yang kerap dihadapi pasien lupus seperti:

1. Kecemasan dan Ketakutan Akan Masa Depan

Baca Juga: Kemenkes Luncurkan Program SALURI, Deteksi Dini Lupus untuk Perempuan