Marak Fenomena Mom Shaming, Begini Dampak Negatifnya Menurut Psikolog

By Saras Bening Sumunarsih, Rabu, 17 November 2021

Ilutrasi ibu yang mendapatkan mom shaming di media sosial

Parapuan.co – Kawan Puan, pernahkah kamu atau orang di sekitarmu mengkritik pola asuh sesama ibu terhadap anaknya?

Jika iya, tindakan ini termasuk mom shaming.

Menjadi ibu tentunya bukan menjadi hal yang mudah, apalagi jika ditambah harus menghadapi komentar kurang enak dari sesama ibu.

Fenomena mom shaming sebenarnya sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Mulai dari mengomentari ibu yang memberikan susu formula kepada anaknya sebagai tindakan yang salah, menyebut seorang ibu enggan repot mengurus anak karena menggunakan jasa babysitter, membandingkan tumbuh kembang anak, hingga mengomentari bentuk tubuh ibu dan bayi.

Sebagaiamana press realese yang diterima oleh PARAPUAN, dalam survei yang dilakukan BukaReview terhadap 208 ibu milenial, 88% ibu pernah mengalami mom shaming dan lebih dari 90% ibu merasa mom shaming semakin marak terjadi.

Baca Juga: Cegah Luka Inner Child, Ini 5 Kesalahan Pola Asuh yang Wajib Dihindari

Meski demikian, masih banyak ibu yang menganggap mom shaming sebagai hal yang lumrah.

Padahal, kalimat yang kita kira biasa saja ternyata bisa dianggap sebagai suatu hal yang menyakitkan oleh ibu yang mendengarnya dan berdampak pada kesehatan mental ibu tersebut.

Korban mom shaming juga akan mengalami kecemasan berlebih dan tidak percaya diri terhadap kemampuannya dalam mengurus anak.

Korban juga akan menyalahkan diri sendiri tentang pola asuh yang diambil, hingga menganggap dirinya tidak pantas disebut ibu.