3 Cara Memeriksa dan Mendekteksi Rabun Dekat pada Anak, Apa Gejalanya?

By Aghnia Hilya Nizarisda, Selasa, 9 November 2021

Rabun dekat pada anak juga bisa terjadi dan tak boleh disepelekan gejalanya.

Parapuan.co - Rabun dekat adalah salah satu gangguan penglihatan, di mana penderitanya bisa melihat jauh dengan jelas tapi benda sekitarnya tampak kabur.

Gangguan mata yang juga biasa disebut hyperopia atau hipermetropia ini tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi juga berpeluang pada anak-anak.

Pada anak-anak, faktor genetik berperan besar untuk menurunkan hyperopia. Meskipun, kekurangan gizi dan penyakit saat di kandungan juga bisa menjadi penyebab.

Namun, anak-anak sering dilahirkan dengan hyperopia, dan biasanya tak diperhatikan karena mata dapat memperbaiki diri sendiri dan penglihatan kabur mungkin tak jadi masalah.

Padahal, rabun dekat dapat menyebabkan anak kesulitan belajar dan ketegangan mata.

Melansir nvisioncenters.com, hal ini dapat menyebabkan esotropia akomodatif, yaitu ketika mata menyilang untuk mencoba menebus kesalahan refraksi, ketika tidak diobati.

Rabun dekat pada anak-anak paling sering diobati dengan kacamata, walaupun dalam beberapa kasus, operasi korektif dapat menjadi pilihan.

Baca Juga: Mengenal Hipermetropia, Ini Penyebab dan Gejala dari Rabun Dekat

Namun, sebelum itu Kawan Puan perlu lebih dulu memeriksa dan mendiagnosis rabun dekat pada anak serta memerhatikan gejala-gejalanya.

Gejala rabun dekat pada anak

Rupanya, rabun dekat pada anak-anak dapat secara teratur membenarkan dirinya sendiri dan tidak menyebabkan masalah.

Namun, ketika mata plus pada anak ini makin parah, si kecil menjadi kesulitan memperhatikan pelajaran di sekolah, timbul masalah perilaku, dan bahkan masalah mata tambahan lain.

Mata juling, atau esotropia akomodatif, terjadi ketika satu mata mencoba menebus kesalahan refraksi di mata lainnya, menyebabkan mata juling.

Hal ini sering terjadi ketika seorang anak lelah dan mencoba untuk fokus pada sesuatu dari dekat.