Advertorial

Perkuat Kesehatan Global untuk Hadapi Masa Depan, Ini Langkah yang Dibahas Forum G20

Yussy Maulia - Kamis, 27 Oktober 2022
3rd Health Working Group (HWG) G20 sukses digelar di Hilton Resort, Nusa Dua, Bali, pada Senin (22/8/2022).
3rd Health Working Group (HWG) G20 sukses digelar di Hilton Resort, Nusa Dua, Bali, pada Senin (22/8/2022). Dok. Kemenkes RI

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan Pedoman Penanganan Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pertemuan G20 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG), Sabtu (16/7/2022).
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pertemuan G20 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG), Sabtu (16/7/2022). Dok. g20.org

FIF diharapkan dapat membantu seluruh negara partisipan G20 lebih siap dalam menghadapi pandemi di masa depan, termasuk mengimplementasikan pendekatan One Health. Dana tersebut juga akan digunakan untuk membantu meningkatkan akses dan fasilitas kesehatan, termasuk dalam hal pembelian, distribusi, dan penyaluran alat dan bantuan kesehatan.

Dalam pertemuan G20 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG), Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan bahwa dana FIF telah terkumpul 1,28 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,2 triliun.

Adapun kontribusi Indonesia terhadap FIF sebesar 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 781 miliar.

“Meski dana sudah terkumpul banyak, kita masih akan terus bicara dan diskusikan tentang tata kelola dan bagaimana kebijakan terkait pendanaan untuk berikan dukungan demi persiapan pandemi (yang akan datang)," imbuh Sri Mulyani, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Minggu (17/7/2022).

Baca Juga: Cegah Modus Penipuan, Ini 6 Cara Menjaga Data Pribadi saat Bertransaksi Digital

Pengendalian pandemi kembalikan semangat investasi

Selain memperkuat ketahanan kesehatan global, forum Presidensi G20 Indonesia juga dimanfaatkan sebagai momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun global. 

Tidak dapat dimungkiri bahwa iklim perekonomian yang positif serta daya tarik investasi sangat tergantung pada keberhasilan sebuah negara dalam penanganan pandemi Covid-19. Optimisme akan pemulihan ekonomi timbul seiring dengan baiknya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. 

Mengutip dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (25/5/2022), Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memberi apresiasi atas penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang baik serta capaian vaksinasi yang cukup tinggi. Apresiasi tersebut disampaikan dalam The 7th Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina Jane Mohammed menyampaikan, PBB mengapresiasi sejumlah langkah yang diterapkan pemerintah Indonesia dan capaian vaksinasi yang cukup merata. 

Baca Juga: Ahli Jelaskan 3 Tantangan Kenapa Cakupan Vaksinasi Booster Baru 26 Persen

"Vaksinasi populasi 270 juta orang adalah prestasi besar dan kami memuji kepemimpinan Indonesia atas program vaksinnya,"  ujar Amina. 

Presiden Joko Widodo, dalam kesempatan tersebut, mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan yang dinamis dengan "gas dan rem" sehingga terjadi keseimbangan antara upaya menjaga kesehatan dan kegiatan perekonomian. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di angka 5,01 persen. Dengan demikian, Indonesia pun ramah investasi.  

Pada forum Presidensi G20, akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional dan global ditempuh dengan rencana penguatan sektor industri Tanah Air. Bahkan, pada Presidensi G20 Indonesia, pembahasan isu industri secara khusus dibentuk dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG).

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi mengatakan, Indonesia punya peluang besar untuk meraih kepercayaan investor global.

Baca Juga: Penawaran SBN ORI2022 Sudah Dibuka, Berikut Keuntungan yang Didapatkan

“Sepanjang 2021, sektor industri pengolahan nonmigas memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 17,36 persen, yang sumbangsihnya antara lain dari sektor industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat tradisional, serta industri barang logam,” papar Dody, dikutip dari laman kominfo.go.id, Jumat (13/5/2022).

Lebih lanjut Doddy menjelaskan, pihaknya juga menaruh harapan besar terhadap sektor industri manufaktur untuk dapat memanfaatkan momen Presidensi G20 Indonesia sebagai ajang berbagi pengalaman industrialisasi, khususnya dengan negara-negara maju.

“Hal ini bertujuan meningkatkan peran industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan guna mengatasi disrupsi rantai pasok dunia. Tentunya juga akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi,” ungkap Doddy.

Penulis:
Editor: Sheila Respati