Farwiza Farhan, Sosok Aktivis Lingkungan Asal Aceh yang Masuk TIME100 Next

Ardela Nabila - Rabu, 28 September 2022
Farwiza Farhan, aktivis lingkungan asal Aceh.
Farwiza Farhan, aktivis lingkungan asal Aceh. Dok. Muhammad Fadli/TIME

Namun sayangnya, saat itu cukup sulit untuk mendapatkan pekerjaan di sektor konservasi bagi lulusan baru.

“Karena tantangan tersebut dan kegigihanku, aku memutuskan untuk melanjutkan studi dan meraih gelar master. Aku akhirnya pertama kali bekerja di konservasi pemerintahan yang mengelola dan melindungi Kawasan Ekosistem Leuser di Sumatra,” ujarnya.

Dilihat dari profil LinkedIn miliknya, Wiza melanjutkan pendidikan untuk meraih gelar master di jurusan Manajemen Lingkungan di The University of Queensland, Australia., pada tahun 2009.

Karena ketertarikannya tersebut, Wiza yang juga pernah menempuh pendidikan di Redbound University dan University of Amsterdam itu mengaku sangat menikmati pekerjaannya.

“Ini merupakan pekerjaan yang aku cintai! Aku suka setiap bagiannya. Aku sangat menantikan hari Senin dan sering kali tidak menyadari bahwa hari Jumat telah tiba,” ungkap perempuan kelahiran Banda Aceh, 1 Mei 1986 itu.

Lebih dari itu, ia juga senang karena merasa bisa membawa perubahan bagi Ekosistem Leuser bersama dengan kelompok komunitas lokal lewat konservasi dan pemulihan.

“Selain itu, melihat anggota tim yang bergabung ketika mereka masih muda dan belum berpengalaman, kemudian seiring berjalannya waktu mereka menemukan passion dalam prosesnya, merupakan salah satu hal paling berharga dari pekerjaanku,” lanjutnya lagi.

Selain berhasil membawa perubahan, Farwiza Farhan juga pernah menorehkan sejumlah prestasi.

Baca Juga: Kate Walton, Aktivis asal Australia yang Aktif Perjuangkan Hak Perempuan di Indonesia

Di antaranya adalah penerima penghargaan National Geographic Wayfinder Award 2022, pemenang 2021 Pritzker Emerging Environmental Genius Award, dan pemenang Whitley Awards 2016.

Hingga saat ini, Wiza bersama rekan-rekannya masih terus berupaya untuk melindungi salah satu paru-paru dunia dari berbagai ancaman, mulai dari penebangan hutan, pembangunan, dan lainnya.

Melindungi Ekosistem Leuser bersama aktivis lingkungan lainnya merupakan pekerjaan esensial yang memiliki pengaruh besar bagi masa depan dunia.

Kawan Puan, itulah sosok Farwiza Farhan, perempuan yang muncul di cover TIME100 Next, dan memiliki kisah inspiratif.

(*)

Sumber: National Geographic,LinkedIn,The Orangutan Project
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri