Ini Tantangan yang Harus Dihadapi dalam Perkembangan Ekonomi Digital

Firdhayanti - Sabtu, 27 Agustus 2022
Acara Sapa Sosok Dua Puluh.
Acara Sapa Sosok Dua Puluh. Istimewa

Parapuan.co - Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan ekonomi digital telah meningkat drastis. 

Terlebih lagi, pandemi Covid-19 yang melanda juga mempengaruhi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

Menurut Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo, peran e-commerce atau digital ekonomi selama masa pandemi itu sangat menunjang perekonomian Indonesia.

"Jumlah seller yang berjualan online itu naik tiga kali lipat selama dua tahun, pada pandemi ini," kata Ferry Kusnowo dalam acara Sapa Sosok Dua Puluh dalam Kompas.id

Masa pandemi membuat permintaan masyarakat untuk berbelanja daring menjadi lebih banyak dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. 

"Kita tahu transformasi digital akan berlangsung, cuma selama pandemi itu dipercepat. Jadi kesempatan akselerasi digital ekonomi itu besar sekali di Indonesia. Kalau kita lihat dari 2021 pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya e-commere 52 persen dalam satu tahun," papar Ferry. 

Kendati begitu, masih banyak tantangan yang dijumpai dalam perkembangan ekonomi digital. 

Ferry mengungkap pihaknya masih menemui adanya gap berupa perbedaan yang diberikan sistem pendidikan Indonesia dengan apa yang diharapkan industri. 

Ia pun berharap adanya kerja sama untuk menyelaraskan sistem pendidikan di Indonesia supaya cocok dengan apa yang dibutuhkan industri. 

Baca Juga: Pelaku UMKM Bisa Kembangkan Usaha, Manfaatkan Teknologi Terintegrasi Ini

"Apa yang bisa kita lakukan bersama-sama, karena ini tidak hanya Lazada atau pemerintah, tapi kami yakin perlu bantuan dari semua stake holders dan pemangku kepentingan untuk bekerja sama menyelaraskan sistem pendidikan di Indonesia," kata Ferry. 

Selain itu, akses yang diberikan kepada talenta-talenta untuk mengasah kemampuan masih tidak merata. 

"Akses bagi talenta-talenta ini tidak merata, mungkin hanya ada di kota-kota besar, seperti hanya berpusat di pulau Jawa, sedangkan di luar pulau Jawa masih kurang," katanya. 

Selain itu, membangun mindset dan kemampuan para talenta juga hal yang masih harus dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) ekonomi digital. 

Salah satu caranya adalah dengan latihan dan studi, Kawan Puan. 

"Aku sendiri berprinsip open mindset dan close mindset itu bisa dilatih," ungkapnya. 

"Tapi dengan latihan dan training harus bisa. Kembali lagi gimana caranya kita memberikan pelatihan," lanjut Feri. 

Banyak orang berpikir bahwa talenta di bidang ekonomi begitu banyak. 

Namun, digital ekonomi memiliki segala sesuatu yang berhubungan dengan akses teknologi. 

Baca Juga: Youtap UMKM Academy 2022, Terpilih 3 UMKM Kekinian dari Kalangan Mahasiswa

"Karena kita lihat kalau yang kita perlu untuk talenta digital ekonomi, mungkin orang kepikirannya itu coding, tapi enggak cuma itu aja," ungkap Feri. 

Beberapa talenta lain turut dibutuhkan, seperti yang berhubungan dengan artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk menjawab pertanyaan pelanggan lewat chatbot, hingga user experience (UI).

Selain itu, ada pula para key opinion leader (KOL) yang berwujud influencer atau livestreamer hingga warehouse networking. 

(*)

Sumber: kompas.id
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri