Program Sekolah Sehat, Unilever dan Kemendikbud Ristek Buat 6 Edukasi Ini

Arintha Widya - Kamis, 25 Agustus 2022
Nadiem Makarim beserta istri berfoto dengan seluruh mitra yang berkomitmen menyukseskan kampanye Sekolah Sehat melalui penandatanganan nota kesepahaman hari ini, termasuk PT Unilever Indonesia, Tbk.
Nadiem Makarim beserta istri berfoto dengan seluruh mitra yang berkomitmen menyukseskan kampanye Sekolah Sehat melalui penandatanganan nota kesepahaman hari ini, termasuk PT Unilever Indonesia, Tbk. adingfoto

- Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan keilmuan.

Penanaman PHBS di lingkungan sekolah dipercaya menjadi salah satu kebutuhan mutlak untuk melindungi anak dari berbagai risiko penyakit yang mengintai.

Dengan rutin mengajarkan kebiasaan menjaga kebersihan diri, mencukupi kebutuhan nutrisi harian, dan memelihara lingkungan yang sehat, maka anak akan siap untuk beraktivitas dan berprestasi secara optimal.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.

"Pengetahuan lebih mendalam mengenai PHBS, pemenuhan gizi seimbang, dan olahraga sangatlah penting untuk dimiliki seluruh SDM di dalam sekolah, utamanya di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)," tuturnya.

Dalam program ini, sosialisasi modul pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan Training of Trainers (TOT) para guru dan dokter kecil dari masing-masing sekolah.

Dalam pelaksanaannya, Unilever Indonesia menggandeng 7 Mitra Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Heartindo, Bina Masyarakat Peduli, Yayasan Emmanuel, ICSD Foundation, Yayasan Peduli Negeri, Persada, dan Spektra.

Kegiatan TOT tahun ini diadakan selama bulan Agustus hingga September di 83 kota/kabupaten di 13 provinsi, termasuk perluasan cakupan program di Provinsi Lampung.

Program kemudian dilanjutkan dengan kegiatan peer-to-peer education, yang mendorong para guru dan dokter kecil menjadi agent of change dengan meneruskan edukasi pada teman sejawat/sebaya.

Sesuai dengan hashtag #AjakLatihBiasakan, kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilaksanakan agar para guru dan orang tua memonitor kegiatan PHBS murid selama 21 hari untuk mengubah pembiasaan menjadi kebiasaan.

Pada akhirnya, akan dilakukan replikasi best practice kepada sekolah-sekolah yang setidaknya belum disasar selama 4 tahun terakhir. 

Baca Juga: E-sport Masuk Jadi Kurikulum Sekolah? Ini Penjelasan Kemendikbud

(*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Arintya