Parapuan.co - Mendampingi anak belajar dalam persiapan sekolah tatap muka ini menjadi salah satu hal yang penting diperhatikan oleh orang tua.
Di sisi lain, kegiatan mendampingi anak belajar ini sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang tua.
Hal ini pun membuat sebagian di antaranya menyerahkan proses belajar anak pada sekolah ataupun pada guru privat atau bimbel.
Namun, di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini, tidak memungkinkan bagi anak untuk belajar optimal dari sekolah ataupun bimbel.
Sehingga, dibutuhkan peran orang tua dalam mendampingi anak belajar. termasil dalam persiapan sekolah tatap muka ini.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Orang Tua Meningkatkan Minat Belajar Anak
Kondisi ini pun membuat sebagian orang tau mengeluhkan merasa kewalahan saat menghadapi anak, terlebih saat si kecil tidak kunjung mengerti saat diajarkan.
Tak jarang, situasi tersebut membuat emosi orang tua tidak terkontrol dan berujung emosi.
Padahal, emosi yang diluapkan orang tua saat mengajarkan anak ini juga tidak akan membuat anak bisa mengerti, bahkan cenderung membuat anak semakin stres.
Sementara itu, pendampingan dari orang tua dalam persiapan pembelajaran tatap muka memiliki peran penting untuk anak-anak.
Dampak terburuknya dari orang tua yang meluapkan amarahnya saat mengajarkan anak adalah anak bisa trauma dan phobia untuk belajar.
" Itu kan tanpa sadar adalah kekerasan terhadap anak atas nama pendidikan. Tidak akan selesai masalahnya," ujar Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., psikolog dan Ketua Umum LPAI, dikutip dari NOVA.
"Ini hasilnya kontraproduktif. Anak jadi stres, trauma, dan phobia terhadap belajar. Jangan sampai target belajar tercapai, tapi tahu-tahu anaknya dirawat di rumah sakit jiwa,” tambahnya.
Lantas, bagaimana cara agar orang tua tidak marah-marah selama mendampingi anak belajar?
Hal ini diawali dari kesadaran diri orangtua untuk adaptif pada situasi belajar yang seperti sekarang.
1. Jangan Bawa Sekolah ke Rumah
Program pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang telah diterapkan oleh pemerintah memungkinkan sistem belajar hybrid, menggabungkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan PTM.
Dengan kata lain, dibutuhkan peran orang tua selama anak mendapatkan jadwal PJJ dan hal ini menjadi bagian dari persiapan sekolah tatap muka yang perlu diperhatikan orang tua.
Seperti kita ketahui, aktivitas belajar dari rumah sering kali tidak menyenangkan dan rentan membuat stres.
Terlebih, jika anak dan orang tua hanya fokus untuk menuntaskan kurikulum sekolah semata.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka : Ini Pentingnya Peran Ayah dalam Perkembangan Anak
Kondisi ini tentu seakan-akan memindahkan peran guru dan sekolah ke rumah.
Sebagian orang tua pun akan memaksa anak untuk mengerti terhadap materi pelajaran dan berharap anak bisa mendapatkan nilai tinggi.
Pengajaran seperti ini dalam persiapan pembelajaran tatap muka menjadi salah kaprah, karena dapat membebani anak baik secara moril maupun psikologis.
Di sisi lain, orang tua juga stres karena memaksa diri untuk bisa menjadi guru yang sempurna layaknya guru di sekolah anak.
“Orangtua enggak harus berusaha memindahkan sekolah plek-plek ke rumah dan berubah jadi guru (seperti guru anak di sekolah)," ungkap Kak Seto.
Lebih lanjut lagi, menurutnya, orang tua tetap harus menjadi sahabat anak, karena dengan begitu anak juga tidak stres saat belajar.
Oleh karena itu, baiknya konsep belajar “dari rumah” diubah menjadi belajar “di rumah”.
Dengan begitu pola pembelajaran yang dilakukan akan menyesuaikan dengan budaya keluarga.
Di sinilah peran orang tua untuk bisa menerjemahkan pembelajaran sekolah menjadi pembelajaran yang menyenangkan untuk dilakukan di rumah.
2. Jalin Kolaborasi
Dalam memberikan pengajaran pada anak mengenai materi pembelajaran, orang tua bisa menyelipkan pelajaran kecakapan hidup dengan praktik langsung.
Misalnya, belajar ilmu pengetahuan alam tentang tumbuhan dengan mengajaknya belajar menanam di rumah sambil menyanyi atau menari.
Dengan kata lain, orang tua harus lebih kreatif untuk membuat kegiatan belajar di rumah menjadi lebih menyenangkan.
Hal ini bisa dilakukan, jika orang tua dapat menguatkan koordinasi dengan guru anak, alih-alih menggantikan perannya.
“Orang tua berkomunikasi dengan guru mengenai materi apa yang harus diberikan pada anak. Apa standar kompetensi lulusannya, apa targetnya," ujar psikolog yang akrab disapa Kak Seto itu.
"Terjemahkan dalam bahasa dan suasana yang berbeda di rumah masing-masing, sesuai nilai dan budaya dalam rumah,” tambah Kak Seto.
Hal serupa juga disoroti oleh Yulia Indriati, direktur Keluarga Kita.
Baca Juga: Jelang Persiapan Sekolah Tatap Muka, Coba Siapkan Bekal Sehat Ini untuk Si Kecil
Terlepas dari peran keduanya yang berbeda, menurutnya orangtua dan guru memiliki tujuan yang sama dan harus saling melengkapi untuk mendukung kesuksesan anak.
“Benar sekali butuh kesadaran orangtua dan guru untuk berinterinteraksi intes dan berkolaborasi dengan baik untuk pembelajaran anak di rumah," ujar Yulia.
Yulia pun mengatakan, "Harusnya orangtua bisa diberi ruang untuk bertanya pada guru. Sampai mana batasnya? Sampai kolaborasinya membantu anak mencapai tujuan belajar."
Jadi, peran orang tua dalam mendampingi anak belajar dalam persiapan sekolah tatap muka ini bukanlah berganti peran menjadi selayaknya seorang guru, melainkan tetap sebagai sahabat anak dengan memberikan pengajaran yang menyenangkan, ya. (*)