Parapuan.co - Tren makanan organik sudah lama digemari di berbagai negara seperti Eropa, Denmark, China, hingga MENA.
Selain rasanya yang dinilai lebih segar dan enak, sumber dan proses pengolahannya pun terjamin bebas dari pestisida dan hormon pertumbuhan lainnya yang dapat menimbulkan risiko intoleransi atau alergi.
Tren ini juga berkembang di wilayah Asia, khususnya Indonesia.
Melansir Boldsky, makanan organik merujuk pada hasil pertanian yang ditanam tanpa menggunakan pupuk buatan, pestisida, maupun organisme hasil rekayasa genetika.
Baca Juga: Kampanye #RealDeal Ajak Perempuan Indonesia Tingkatkan Kesadaran Akan Imposter Syndrome
Itu untuk hasil pertanian seperti sayuran dan buah, berbeda halnya dengan kategori makanan organik untuk produk hewani.
Produk hewani seperti daging sapi, telur, dan susu dianggap organik apabila tidak diberi antibiotik atau hormon pertumbuhan.
Sederhananya, makanan organik mewakili bahan-bahan pangan yang ditanam, diolah, dan diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan.
Sebagai contoh, tumbuhan tidak dirawat dengan bahan-bahan kimia.
Sementara hewan, hanya diberi pakan organik dan dijauhkan dari obat-obatan atau bahan kimia berbahaya.
Kini para orang tua pun nampaknya juga sudah mulai beralih memberikan pangan organik untuk anak-anaknya.
Menurut riset yang dirilis Kantar pada tahun 2020, A Guide to Tap into New Generation Moms, sepertiga dari ibu Indonesia yang memiliki anak di bawah umur 6 tahun adalah generasi millennials (usia 25-40 tahun) & centennials (dibawah 25 tahun).
Ibu-ibu muda tersebut memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga kesehatan anak secara menyeluruh, maka permintaan terhadap pangan berbahan alami meningkat sangat pesat.
Ibu-ibu mulai berpindah ke produk pangan organik sebagai salah satu asupan pemenuhan nutrisi anak sehari-hari seiring semakin tingginya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan di masa kini, seperti disampaikan oleh Euromonitor melalui publikasi Baby Food in Indonesia tahun 2020.
Makanan dan minuman organik memberikan asupan gizi yang terjamin bebas pestisida dan bebas hormon pertumbuhan bagi sang buah hati, dan berkomitmen penuh untuk mengedukasi gaya hidup organik sebagai salah satu gaya hidup yang lebih baik untuk si kecil.
Hal itu pula juga dilakukan oleh adik kandung Nagita Slavina, Caca Tengker.
Ia mengaku sudah menyadari pentingnya hidup dengan bahan organik sejak menikah dan menjalani program kehamilan.
“Aku mulai sadar dengan pentingnya gaya hidup organik sejak nikah kemudian mau program untuk kehamilan. Akhirnya sekarang pun aku mencoba membiasakan anakku lebih dekat dengan gaya hidup yang alami, yang non-artifisial. Terasa banget manfaatnya karena bikin jadi lebih sehat dan segar,” papar Caca Tengker yang juga menggunakan Puregrow Organik sebagai asupan nutrisi untuk Ansara.
Tumbuh Organik, Tumbuh Cerdas mencakup inspirasi stimulus alami untuk sensorik dan motorik anak, membiasakan anak mengenal rasa alami susu tanpa tambahan sukrosa maupun perisa, hingga pola asuh organik yang menyadari bahwa setiap anak unik dan berbeda sehingga membiarkannya tumbuh sesuai dengan kecepatannya masing-masing.
Gaya pola asuh organik (organic parenting) juga mengutamakan kedekatan alami (natural bond) antara orang tua dan anak-anaknya.
Susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3tahun ini bersumber dari sapi yang gaya hidupnya organik, hanya diberi makan rumput dan biji-bijian organik tanpa pestisida dan tumbuh alami tanpa hormon pertumbuhan, salah satunya adalah Puregrow.
Baca Juga: Waspada, Covid-19 Meningkatkan Risiko Infeksi Jamur Hitam Seperti yang Terjadi di India
Sapi yang kami sebut happy cows ini juga dibiarkan berlarian bebas di ladang rumput organik dibawah sinar matahari Eropa.
Tak hanya itu, produk ini juga telah mendapatkan ijin edar dari BPOM & sertifikasi Halal oleh MUI.
”Kami (Puregrow) bangga, komitmen kami untuk mengenalkan gaya hidup organik diakui dengan mendapatkan penghargaan Pertama di Indonesia sebagai Susu Pertumbuhan Organik Pertama di Indonesia untuk anak usia 1-3 tahun,” tutur Anastasia Damayanti selaku Head of Marketing. (*)