Simak, Ini Dampak Buruk Konsumsi Gula Berlebih bagi Kesehatan Otak

Alessandra Langit - Minggu, 25 April 2021
Ilustrasi makanan manis
Ilustrasi makanan manis Freepik

Parapuan.co - Tanpa kita sadari, otak membutuhkan ebih banyak energi dibanding organ lain di tubuh manusia.

Glukosa atau gula adalah sumber bahan bakar utama dari otak. 

Tapi apa yang terjadi ketika otak terpapar gula dalam jumlah berlebihan?

Hal tersebut sudah dipastikan tidak baik.

Kelebihan gula dapat merusak kemampuan kognitif dan pengendalian diri. 

Melansir dari Verywellmind.com, para ilmuwan telah menemukan bahwa makanan manis dan makanan asin yang berlemak dapat menghasilkan efek seperti kecanduan di otak manusia.

Makanan manis mendorong hilangnya pengendalian diri, kebiasaan makan berlebihan, dan menambah berat badan secara tidak sehat.

Studi mengenai aktivitas otak telah memberikan bukti yang mendukung gagasan bahwa makan gula berlebihan dapat mengubah sistem otak kita.

Proses yang berjalan sama dengan gejala kecanduan.

Baca Juga: Ini 5 Asupan Sarapan yang Harus Dikonsumsi Ibu Hamil Agar Janin Kuat

Sebuah studi yang dilakukan oleh PLoS One menemukan bahwa makanan manis bisa lebih membuat kita kecanduan dibanding kokain. 

Pengaruh gula bagi memori otak

Di seluruh organ tubuh, kelebihan gula memang sangat berbahaya. 

Peningkatan glukosa dalam aliran darah dapat berbahaya bagi otak, mengakibatkan fungsi kognitif yang melambat dan kapasitas memori yang menurun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula yang tinggi menyebabkan peradangan di otak, yang berakibat pada fungsi memori yang melemah.

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan oleh Behavioral Brain Research menemukan bahwa kerusakan inflamasi lebih mudah muncul pada orang-orang yang menyukai gula.

Kabar baiknya, kerusakan inflamasi akibat gula ini tidak permanen dan dapat diobati.

Pengaruh gula bagi suasana hati

Gula juga mempengaruhi suasana hati.

Pada sebuah Studi yang diterbitkan oleh Diabetes Care menemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 merasakan peningkatan perasaan sedih dan cemas selama hiperglikemia akut.

Salah satu studi terbesar terkait gula dengan depresi yang terdaftar dalam studi Whitehall II, menemukan tingkat konsumsi gula yang lebih tinggi dikaitkan dengan depresi yang lebih besar.

Studi yang diterbitkan pada tahun 2017 itu menemukan individu dengan tingkat konsumsi gula tinggi lebih mungkin untuk didiagnosis dengan gangguan mental.

Baca Juga: Setup Roti Tawar, Makanan Manis yang Bisa Menemanimu Berbuka

Pengaruh gula bagi kapasitas mental

Glukosa darah yang meningkat akan merusak pembuluh darah. 

Kerusakan pembuluh darah adalah penyebab utama komplikasi vaskular dari diabetes.

Komplikasi vaskular menyebabkan kerusakan organ lain pada tubuh seperti kerusakan pembuluh darah di otak dan mata yang menyebabkan retinopati.

Sebuah studi terhadap penderita diabetes menunjukkan bahwa pasien mengalami kerusakan otak progresif yang menyebabkan penurunan daya tangkap dan belajar, memori, kecepatan motorik, dan fungsi kognitif lainnya. 

Bila tubuh kita dipenuhi kadar glukosa yang tinggi, maka kapasitas mental kita berkurang karena kadar HbA1c yang lebih tinggi.

Baca Juga: Selain untuk Skincare, Ini 5 Manfaat Centella Asiatica untuk Kesehatan

Setelah membaca penjelasan di atas, Kawan Puan dapat mempertimbangkan kembali jumlah konsumsi gula per hari untuk menjaga kesehatan dan perkembangan otak.

(*)

Sumber: Verywellmind.com
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara

Jogja First-timer? Ini Rekomendasi Itinerari buat Kamu!