Bangga! Ini 5 Film Indonesia yang Masuk Festival Film Internasional

Firdhayanti - Selasa, 30 Maret 2021
Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) entertainment.kompas.com

Parapuan.co - Selamat Hari Film Nasional! Tepat pada tanggal 30 Maret, Hari Film Nasional diperingati setiap tahunnya. 

Hari film nasional ditetapkan oleh Dewan Film Nasional dan disahkan BJ Habibie pada 20 Maret 1999. 

Hari film nasional sengaja ditetapkan setiap 30 Maret ini  lantaran merupakan hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa atau The Long March of Siliwangi karya Usmar Ismail.

Dan menjadi pertama kalinya film dibuat orang dan perusahaan asli Indonesia.

Baca Juga: 6 Tips Self-Care, Salah Satunya Nonton Film The Falcon and The Winter Soldier

Omong-omong  soal industri film Indonesia, ternyata perfilman tanah air banyak melahirkan karya-karya film yang menghiasi layar lebar. 

Film-film tersebut tak jarang mendapatkan prestasi di kancah internasional. 

Tak sedikit film Indonesia yang memenangkan penghargaan maupun diputar di festival film internasional bergengsi, seperti Festival Film Internasional Sundance, Festival Film Cannes, dan masih banyak lagi. 

Lantas, apa saja film Indonesia yang berhasil membawa piala penghargaan internasional?

Mengutip dari Kompas.com, ini dia lima diantara banyak film yang sukses di kancah internasional. 

1. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) 

Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak
Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Film yang disturadarai oleh Mouly Surya ini tentang Marlina (Marsha Timothy) seorang janda di Sumba yang membalaskan dendamnya kepada para perampok karena mereka telah mengancam nyawa, harta, dan juga kehormatannya.

Perampok itu mengganggu Marlina dihadapan jenazah suaminya yang sudah berbentuk mumi dan berada di pojok ruangan di rumahnya. 

Marlina melakukan perjalanan untuk memperjuangkan keadilannya dan melakukan balas dendam dengan membawa kepala dari bos perampok, Markus (Egi Fedly) yang sudah ia penggal semalam sebelumnya. 

Film "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" ini diputar di banyak festival film internasional dan mendapat berbagai penghargaan.

Di tahun 2017, film ini memenangkan banyak kategori di Tokyo FILMeX, mendapat standing ovation di Cannes International Film Festival, lolos seleksi dalam Vancouver International Film Festival, Sitges International Fantastic Film Festival, dan Busan International Film Festival. 

 Baca Juga: Demi Lovato Bongkar Kekerasan Seksual yang Dialaminya dalam Film Dokumenter

2. Kucumbu Tubuh Indahku (2018) 

Kucumbu Tubuh Indahku
Kucumbu Tubuh Indahku Instagram/Garin Nugroho

Meskipun di Indonesia sempat mendapat kontroversi lantaran mengambil tema LGBT, film karya Garin Nugroho ini berjaya di luar negeri. 

Film ini menang dalam Venice Independent Film Critic 2018 kategori Bisato D’Oro Award, Asia Pacific Screen Awards 2018 kategrori Cultural Diversity Award, serta Best Picutre di International Cinephile Awards (ICS) pada tahun 2019. 

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Film Raya and the Last Dragon, Ada Unsur Indonesia

Film ini mengangkat kisah seorang laki-laki  bernama Juno.

Juno kecil (Raditya Evandra) tinggal di desa di Jawa yang terkenal sebagai desa penari Lengger Lanang,  jenis tarian perempuan yang dibawakan penari laki-laki. 

Kehidupan Juno kecil menceritakan tentang peleburan maskulin dan feminim yang terbentuk dari kehidupan di desa dan keluarganya. 

Namun perjalanan hidupnya selanjutnya adalah perjalanan kehidupan penuh trauma kekerasan tubuh.

Juno juga kehilangan ayahnya akibat kekerasan politik. 

Beranjak remaja, Juno pun mulai merasakan ketertarikan pada orang lain, yakni pada seorang petinju amatir yang gagah (Rendy Pangalila).

3.  Sekala Niskala (2018) 

Film ‘Sekala Niskala’
Film ‘Sekala Niskala’ Foto : IMDb

Dalam budaya Bali, anak kembar perempuan dan laki-laki dianggap sebagai suatu keseimbangan.

Hal inilah yang diangkat menjadi cerita di film "Sekala Niskala". 

Film yang disutradarai oleh Kamila Andini ini menceritakan Tantra (Ida Bagus Putu Radithya Mahijasena) dirawat di rumah sakit karena penyakit yang menyerang otaknya. 

Tantri (Thaly Titi Kasih), saudara kembarnya yang sangat merindukan kehadirannya, mulai menciptakan hubungan dengan Tantra dalam kepalanya.

Tantri mencari berbagai cara yang imajinatif untuk tetap terhubung dengan Tantra. 

Film yang berhasil menarik perhatian publik internasional ini telah ditayangkan di Busan International Film Festival, Toronto International Film Festival, dan masih banyak lagi.

Beberapa penghargaan yang sukses didapatkan Sekala Niskala antara lain Best Feature 2017 di Asia Pasific Screen Awards dan Tokyo FILMeX.

Baca Juga: Sempat Menuai Kontroversi, Film Minari Berhasil Masuk 6 Nominasi Oscar 2021

4. Perempuan Tanah Jahanam (2019) 

Film Perempuan Tanah Jahanam dengan judul Internasionalnya,
Film Perempuan Tanah Jahanam dengan judul Internasionalnya, Instagram @jokoanwar

Joko Anwar selalu menghadirkan unsur perempuan dalam setiap karya-karyanya, salah satunya dalam film horor-thriller "Perempuan Tanah Jahanam". 

Film ini menceritakan Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) yang pergi ke desa tempat tinggal Maya lantaran ingin mengecek harta warisan keluarga Maya, yakni di Desa Harjosari. 

Sesampainya di Desa Harjosari, mereka mulai menemukan berbagai keanehan dan hal-hal ganjil di desa tersebut, seperti banyaknya kuburan anak-anak. 

Baca Juga: Intip Yuk Keunikan 10 Karakter Film Disney Raya and The Last Dragon

Film "Perempuan Tanah Jahanam" diputar pada dua festival film bergengsi dunia, yaitu Sundance Film Festival dan International Film Festival Rotterdam pada Januari 2020.

Di tahun yang sama, film yang juga dibintangi Christine Hakim ini diputar di Far East Film Festival sekaligus menjadi Italian Premier. 

Tak hanya itu, film ini juga diputar di Buncheon International Film Festival (BIFAN) sekaligus menjadi Korean Premier dan memenangkan Melies International Festival Federation (MIFF) untuk Best Asian Film.

5. Turah (2017)

Film Dokumenter
Film Dokumenter hai.grid.id

Meskipun menggunakan Bahasa Tegal, film "Turah" mendapatkan banyak penghargaan di festival film Internasional. 

Film yang disutradarai Wicaksono Wisnu Legowo ini  meraih berbagai penghargaan seperti  Singapore International Film Festival 2016, Bengaluru International Film Festival 2017, sampai Asean International Film Festival and Award 2017.

Baca Juga: Bermain di Film Gucci, Lady Gaga Mendapat Peran Sebagai Pembunuh

Kisahnya menceritakan tentang orang-orang yang tinggal di Kampung Tirang. Kampung Tirang berlokasi di daerah pesisir di Tegal. Kampung ini cukup tertinggal karena belum dialiri listrik dan kerap kesulitan air bersih. 

Kesenjangan sosial di kampung ini juga cukup besar. Darso (Yon Daryono), juragan kaya yang ada di kampung mempekerjakan mereka layaknya budak dengan memberi upah rendah.

Apalagi semenjak hadirnya Pakel (Rudi Iteng), para pekerja makin sengsara. 

Hal ini mendorong Jadag (Samet Ambari) untuk melakukan perlawanan. Berani bersuara melawan penindasan. 

Mengetahui rencana Jadag, Turah (Ubaidillah) menasihatinya agar tak melakukan  mulai menasihatinya agar tidak melakukan tindakan gegabah.

Turah merasa bertanggung jawab atas keselamatan rekan-rekannya karena dipercaya untuk menjaga Kampung Tirang. (*)