Untuk menjaga nilai jangka panjang token, MWX juga menerapkan mekanisme buy-back and burn, di mana sebagian keuntungan platform digunakan untuk membeli kembali token MWXT dari pasar dan memusnahkannya.
Strategi ini menciptakan efek deflasi dan mendorong kelangkaan token secara alami.
Pengguna MWX yang memegang token juga bisa ikut menentukan arah pengembangan platform.
Melalui sistem tata kelola Decentralized Autonomous Organization (DAO), pemilik token memiliki hak suara dalam keputusan strategis seperti penambahan fitur baru, seleksi agen AI yang masuk ke marketplace, hingga pengalokasian dana komunitas.
Dengan model ini, pengembangan platform tidak sepenuhnya dikendalikan oleh satu entitas, melainkan dijalankan bersama oleh komunitas pengguna.
Transparansi dan peluang bagi UMKM Indonesia
Seluruh aktivitas di MWX dicatat menggunakan teknologi blockchain untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas.
Mekanisme tersebut juga membuka peluang bagi pengembang pihak ketiga untuk berkontribusi dengan mendaftarkan agen AI buatan mereka ke dalam ekosistem MWX.
Bagi UMKM di Indonesia, platform MWX menawarkan peluang untuk masuk ke era digital, tanpa harus menghadapi kendala infrastruktur atau biaya pengembangan teknologi yang mahal.
UMKM di sektor kuliner, misalnya, mereka dapat menggunakan AI untuk mempersonalisasi promosi atau menganalisis ulasan pelanggan secara otomatis.
Sementara itu, bisnis fesyen lokal dapat mengandalkan agen AI untuk menjadwalkan konten media sosial atau merancang stok berdasarkan analisis perilaku konsumen. Semua aktivitas tersebut dapat dilakukan tanpa perlu menyewa konsultan IT.
Dengan pendekatan terbuka dan terdesentralisasi, platform ini tidak hanya menjadi teknologi baru, tetapi juga sebuah gerakan inklusif yang memastikan bahwa pelaku usaha di semua level memiliki akses yang sama terhadap kecanggihan AI.