Dari Rasa sampai Aroma, Ini Ciri Makanan yang Menggunakan Minyak Babi

Saras Bening Sumunar - Minggu, 22 Juni 2025
Ciri makanan mengandung minyak babi.
Ciri makanan mengandung minyak babi. zeljkosantrac

Parapuan.co - Polemik makanan non-halal yang mengandung minyak babi kini tengah meresahkan masyarakat. Maka, penting bagi kamu mengetahui berbagai ciri makanan yang menggunakan minyak babi.

Sebagai informasi, minyak babi dihasilkan dari proses pemanasan lemak babi hingga meleleh. Berikutnya, minyak tersebut disaring untuk menghasilkan cairan berwarna bening yang perlahan berubah menjadi padat saat berada di suhu ruangan.

Sering kali, minyak babi digunakan dalam proses menggoreng, memanggang, maupun menumis untuk hasil masakan yang lebih gurih. Minyak babi atau lard sering digunakan dalam berbagai jenis makanan, baik tradisional maupun modern.

Minyak ini dikenal karena kemampuannya menciptakan tekstur renyah dan rasa gurih yang menggoda. Namun, bagi masyarakat Muslim, minyak babi menjadi perhatian serius karena statusnya yang tidak halal.

Ciri Makanan dengan Minyak Babi

Merujuk dari laman Kompas.comada beberapa hal yang membedakan apakah makanan mengandung minyak babi atau tidak. Berikut ciri makanan yang mengandung minyak babi, seperti:

1. Aroma dan Rasa

Meskipun secara umum minyak babi dikenal memiliki karakteristik netral dalam hal rasa juga aroma, namun dalam praktik kuliner, penggunaan minyak ini pada makanan seringkali memberikan sentuhan aroma yang khas dan berbeda dari minyak kelapa sawit atau minyak kedelai.

Aroma tersebut bisa saja tercium sedikit amis atau menghadirkan sensasi gurih yang lebih tajam dan mendalam, memberikan dimensi rasa unik dan tidak mudah ditiru oleh minyak dari tumbuhan.

Baca Juga: Cara Memasak Bulgogi, Olahan Daging Sapi Ala Korea yang Lezat dan Praktis

Kehadiran karakter aroma ini sering kali menjadi penanda halus bahwa makanan tersebut telah dimasak atau diproses menggunakan minyak babi, meski tidak selalu dapat dikenali secara langsung oleh semua orang.

Rasa gurih yang muncul pun cenderung lebih berat dan membekas di lidah. Tentunya, ini membuat cita rasa makanan jadi lebih kaya dan menggugah selera, terutama pada makanan-makanan tradisional tertentu yang mengandalkan rasa otentik dari lemak hewani.

2. Daya Tahan

Lemak babi memiliki struktur kimia lebih stabil dibandingkan beberapa jenis minyak nabati, sehingga lebih tahan terhadap proses oksidasi yang biasanya menyebabkan makanan menjadi tengik atau rusak.

Dengan demikian, makanan yang dibuat menggunakan minyak ini cenderung memiliki umur simpan lebih panjang, menjadikannya pilihan dalam industri makanan yang mengandalkan keawetan produk, terutama untuk distribusi jarak jauh atau penyimpanan jangka menengah hingga panjang.

3. Tekstur Renyah dan Flaky

Dalam dunia pastry dan pembuatan kue, minyak babi kerap menjadi pilihan bahan lemak utama karena memiliki sifat unik yang mampu menciptakan tekstur akhir yang sangat renyah, ringan, dan berlapis-lapis atau flaky, seperti yang ditemukan pada kulit pie, croissant, dan berbagai jenis pastry berkelas lainnya.

Lemak babi tidak mudah menyatu sepenuhnya dengan adonan tepung, sehingga ketika dipanggang, ia menciptakan kantong-kantong udara kecil di antara lapisan adonan. Hal inilah yang menyebabkan hasil akhir pastry menjadi lebih mengeripik, ringan, dan bertekstur lapis yang menggoda.

Sifat fisik dari minyak babi juga memungkinkan distribusi panas yang lebih baik selama proses pemanggangan, menjadikan bagian luar makanan bertekstur garing tanpa membuat bagian dalam terlalu kering. Oleh karena itu, banyak pembuat kue profesional yang masih mengandalkan minyak babi untuk menghasilkan tekstur pastry yang autentik dan memikat.

(*)