Terbiasa Mengonsumsi Telur Setengah Matang? Waspadai 3 Bahayanya

Saras Bening Sumunar - Kamis, 15 Mei 2025
Bahaya mengonsumsi telur setengah matang.
Bahaya mengonsumsi telur setengah matang. Freepik

Parapuan.co - Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat populer di masyarakat. Tak hanya murah dan mudah didapat, telur juga serbaguna dan mudah diolah menjadi berbagai hidangan lezat, mulai dari telur dadar, rebus, ceplok, hingga dikonsumsi setengah matang.

Banyak orang menyukai telur setengah matang karena dianggap lembut dan creamy. Apalagi jika disajikan sebagai pelengkap mi instan atau bubur ayam, kelezatan telur setengah matang bisa meningkat.

Sayangnya di balik kelezatan mengonsumsi telur setengah matang, ternyata ada risiko kesehatan yang cukup serius, terutama jika dilakukan secara rutin. Proses memasak yang tidak sempurna dapat membuat telur tetap mengandung bakteri berbahaya. 

Menyadari akan bahaya mengonsumsi telur setengah matang menjadi langkah bijak untuk menjaga kesehatan. Merangkum dari laman Kompas.com, berikut bahaya makan telur setengah matang yang perlu diketahui: 

1. Risiko Terpapar Bakteri Salmonella

Mengonsumsi telur setengah matang dapat membuat kamu rentan terpapar bakteri Salmonella, biasanya terdapat di cangkang maupun bagian dalam telur yang terkontaminasi.

Bakteri ini tidak bisa mati kecuali dengan pemanasan pada suhu tertentu dalam waktu yang cukup. Jika telur hanya direbus sebentar atau dimasak setengah matang, bakteri ini masih bisa bertahan hidup dan masuk ke dalam tubuh saat dikonsumsi.

Gejala infeksi Salmonella biasanya muncul dalam waktu 6 hingga 72 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi. Gejala tersebut meliputi diare, mual, muntah, demam, dan kram perut.

Pada beberapa kasus yang lebih parah, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, infeksi Salmonella bisa menyebabkan dehidrasi berat hingga harus dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Mengapa Telur Bisa Terkontaminasi Salmonella? Ini Penjelasannya

2. Meningkatkan Risiko Keracunan Makanan

Telur yang tidak dimasak dengan sempurna bisa menjadi salah satu sumber utama keracunan makanan. Jika kamu mengonsumsi telur dari sumber yang tidak jelas kebersihannya, atau telur yang sudah retak cangkangnya, risiko keracunan akan semakin tinggi.

Proses memasak yang tidak tuntas memungkinkan mikroorganisme patogen berkembang biak dan menyebabkan gangguan kesehatan. Keracunan makanan akibat telur bisa berakibat serius dan membuat aktivitas harian menjadi terganggu.

Selain itu, gejala yang muncul kadang tidak langsung dirasakan, sehingga membuat orang cenderung meremehkan gejalanya dan tidak segera mendapatkan penanganan tepat.

3. Dampak Buruk bagi Ibu Hamil dan Janin

Bagi perempuan yang sedang hamil, konsumsi telur setengah matang sangat tidak disarankan. Sistem kekebalan tubuh ibu hamil mengalami perubahan selama masa kehamilan, yang membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi bakteri Salmonella.

Jika ibu hamil terinfeksi, risiko komplikasi serius bisa meningkat, termasuk kelahiran prematur, dehidrasi parah, bahkan infeksi pada janin yang sedang berkembang.

Demi keselamatan diri sendiri dan calon bayi, memasak telur hingga benar-benar matang menjadi pilihan terbaik yang harus kamu lakukan selama masa kehamilan.

Baca Juga: Resep Sandwich Telur Mayo, Ide Sarapan Praktis Sebelum ke Kantor

(*)