Strategi Menjaga Anak Remaja Laki-Laki dari Manosphere di Dunia Maya

Arintha Widya - Rabu, 16 April 2025
Menjaga anak remaja laki-laki dari paham berbahaya di internet, seperti manosphere.
Menjaga anak remaja laki-laki dari paham berbahaya di internet, seperti manosphere. Freepik

Parapuan.co - Di era digital, anak-anak dan remaja semakin terpapar dengan berbagai konten di internet, termasuk subkultur berbahaya seperti manosphere yang diangkat dalam serial Adolescence Netflix.

Manosphere adalah kumpulan komunitas online yang menyebarkan pandangan misoginis, merendahkan perempuan, dan sering kali mendorong pola pikir kekerasan atau superioritas laki-laki. Tanpa pengawasan dan literasi digital yang memadai, anak bisa mudah terpengaruh oleh konten semacam ini.

Menurut Dr. Ran D. Anbar seperti mengutip Parents, seorang dokter anak bersertifikat sekaligus penulis "The Life Guide for Teens: Harnessing Your Inner Power to be Healthy, Happy and Confident", internet menjadi pintu masuk ke dunia pengaruh yang luas, baik maupun buruk.

"Internet menyediakan akses ke seluruh dunia pengaruh, baik yang positif maupun negatif, dan itu bisa diakses diam-diam bahkan di dalam kamar anak yang masih kecil," kata Anbar. "Anak-anak sangat mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat secara online, terutama saat algoritma media sosial terus-menerus menampilkan materi serupa tanpa ada penyeimbang."

Langkah Strategis untuk Orang Tua

Dr. Ran D. Anbar bersama pakar parenting lainnya menyarankan beberapa langkah konkret untuk menjaga anak tetap aman dari pengaruh manosphere dan subkultur internet negatif lainnya:

1. Tinjau riwayat tontonan anak secara berkala, terutama di platform seperti YouTube.

2. Gunakan kontrol orang tua dan perhatikan pola penggunaan aplikasi.

3. Ajak anak berdiskusi secara rutin tentang konten yang mereka tonton.

Baca Juga: Krisis Maskulinitas dan Bahaya Internet: Alasan Guru dan Orang Tua Perlu Nonton Adolescence

4. Tonton beberapa konten bersama anak untuk memahami apa yang mereka sukai.

5. Kenalkan anak pada sosok panutan yang positif dan beragam.

6. Dukung perkembangan akademis anak dan bantu mereka membangun kepercayaan diri.

7. Ciptakan ruang aman di mana anak bisa membicarakan rasa tidak aman mereka tanpa takut dihakimi.

8. Terapkan kebiasaan konsumsi media yang sehat sejak dini.

9. Bangun keterampilan literasi digital dan ajari mereka cara kerja algoritma media sosial.

Cara Berbicara dengan Anak tentang Manosphere

Ketika membicarakan subkultur online yang berbahaya seperti manosphere, penting bagi orang tua untuk bersikap tenang dan mendengarkan tanpa menghakimi.

"Saat anak membuat pilihan yang buruk, penting untuk mengajarkan cara membuat pilihan yang lebih baik dengan tenang," kata Anbar. "Saya selalu mengingatkan orang tua bahwa ketika balita mulai belajar berjalan, mereka sering jatuh. Setiap jatuh adalah proses belajar otak untuk mengetahui bagaimana cara berjalan yang benar."

Baca Juga: Kronologi Kasus Ika Natassa dan Perempuan di Tengah Jerat Misogini Digital

Sama halnya dengan anak yang melakukan kesalahan dalam memilih konten digital — mereka butuh bimbingan, bukan kemarahan. Jika orang tua melarang atau marah tanpa memberi penjelasan, anak justru bisa semakin terdorong untuk mengeksplorasi konten berbahaya tersebut.

"Rasa ingin tahu sering kali mendorong anak untuk mencari informasi lebih lanjut tentang topik terlarang, sebagai bagian dari proses menjadi mandiri — dan karena topik itu terlihat menarik dan penuh kekuatan," lanjut Anbar.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Jika anak menunjukkan ketertarikan yang menetap terhadap konten misoginis atau perilaku online yang mengkhawatirkan, sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter anak atau profesional kesehatan mental yang terbiasa menangani anak dan remaja.

Anbar menambahkan bahwa banyak anak laki-laki yang tertarik pada budaya manosphere sebenarnya merasa ditolak atau tidak berdaya. "Namun melalui terapi, mereka bisa belajar menjadi lebih tangguh dan mandiri," katanya.

Dari keterangan di atas, bisa disimpulkan bahwa kunci menjaga anak remaja laki-laki dari paham berbahaya di internet adalah dengan terlibat secara penuh dengan aktivitas anak di dunia digital tanpa menggurui dan menghakimi, melainkan dengan diskusi terbuka.

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya