Bisakah Work-Life Balance Dicapai sebagai Scientist Mom? Ini Kata Dr. Widiastuti Setyaningsih

Citra Narada Putri - Sabtu, 30 Maret 2024
Dr. Widiastuti Setyaningsih, peneliti dan dosen UGM beberkan pandangannya soal work-life balance sebagai scientist mom.
Dr. Widiastuti Setyaningsih, peneliti dan dosen UGM beberkan pandangannya soal work-life balance sebagai scientist mom. (Dok. Fausta Bayu/L'Oreal Indonesia)

Di tengah berbagai kesibukan pekerjaannya, Dr. Widi tetap berupaya untuk bisa memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga, terutama anaknya.

Misal saja, setelah bekerja dan menjemput anaknya di sekolah pada sore hari, maka ia akan berusaha untuk tidak lagi diganggu dengan urusan pekerjaan. 

Work-life balance ala perempuan peneliti dan dosen UGM, Dr. Widiastuti Setyaningsih.
Work-life balance ala perempuan peneliti dan dosen UGM, Dr. Widiastuti Setyaningsih. (Instagram @widi.sety)

"Kalau sudah sama anak, game over urusan kerjaan. Dia enggak suka lihat mamanya buka laptop, sehingga malam mengurus anak dan menemaninya sampai tidur," ceritanya. 

Anaknya yang kini berusia 3 tahun diakui Dr. Widi kerap protes jika dirinya tenggelam dalam kesibukan pekerjaan. "Dia suka bilang mama kerja terus. Karena dia protes kalau saya buka laptop atau handphone, jadi saya harus membagi waktu saya agar enggak terlalu banyak diprotes anak dan tetap juga bisa menyelesaikan tugas-tugas," ujar Dr. Widi.

Misalnya saat anak tidur, ia akan bangun di malam hari untuk melanjutkan pekerjaannya. 

Di saat yang bersamaan, Dr. Widi juga mengaku belum bisa punya waktu terlalu banyak untuk memiliki me time, mengingat berbagai kesibukan pekerjaan dan anaknya yang masih berusia 3 tahun. 

"Sekarang dijalani aja dulu, mungkin nanti ada masanya yang saya me time benar-benar sendiri dan puas. Tapi saat ini mungkin me time-nya masih bareng sama anak," keluhnya.

Hidup Bersinergi dengan Dukungan Support System 

Baca Juga: Gapai Mimpi Jadi Trail Runner, Ini Support System Terbesar bagi Septiana Nia Swastika

Kendati menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan keluarga sulit digapai, namun Dr. Widi mengaku bersyukur bisa menjalaninya dengan dukungan dari support system yang tepat.

"Alhamdullilah sudah ada support system, sehingga saya sudah punya basis ritme work-life yang cocok dengan kondisi saya sebagai dosen, peneliti dan ibu dengan satu orang anak," ujarnya bangga.

Menurutnya, ada banyak support system yang turut membantunya menjalani kehidupan pekerjaan dan keluarganya dengan baik.

"Support system tersebut adalah partner saya dalam urusan keluarga itu suami, urusan riset didukung oleh para asisten," paparnya.

Di sisi lain, bekerja dalam bidang yang sama dengan sang suami, juga turut membantu Dr. Widi menjalani kehidupan pekerjaan dan keluarga dengan baik.  

"Suami juga food analytical chemist, jadi dia tahu saya ngapain saja. Jadi saya enggak perlu upaya yang besar menjelaskan kebutuhan saya dan dapat juga berbagi tugas mengurus anak atau urusan domestik di rumah," ujarnya bersyukur memiliki pasangan yang dapat memahami kebutuhannya. 

Dr. Widi percaya, kendati menyeimbangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan sulit dicapai, bisa membagi tugas dengan baik bersama pasangan dan support system lainnya, justru akan memberikan hasil yang lebih bersinergi.

(*)

Baca Juga: Apakah Bidang Analisa Pangan Ramah Perempuan? Ini Kata Dr. Widiastuti Setyaningsih