Bisa Jadi Silent Killer, Dokter Ungkap 2 Kelompok Penyebab Hipertensi

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 2 Maret 2023
Penyebab utama hipertensi.
Penyebab utama hipertensi. Everyday better to do everything

“Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 terjadi kenaikan angka kejadian kasus hipertensi di Indonesia menjadi 34,11% dari 25,8% pada tahun 2013. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah seseorang terdeteksi > 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan yang berbeda saat pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan dengan menggunakan alat ukur tekanan darah yang sudah tervalidasi,” lanjutnya.

dr. Djoko menjelaskan, hipertensi sendiri terbagi dalam dua kelompok penyebab, yaitu hipertensi primer (esensial) sebanyak 90-95% kasus merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

Selain itu, ada pula hipertensi sekunder (5- 10%), yaitu tekanan darah tinggi disebabkan oleh penyebab yang mendasarinya antara lain berhubungan dengan tanda-tanda gangguan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar gondok (tiroid), dan penyakit kelenjar adrenal (sebuah kelenjar di atas ginjal yang bertugas menghasilkan hormon), serta konsumsi obat- obatan tertentu.

Tekanan darah tinggi pada hipertensi primer dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko seperti, usia lanjut, obesitas, adanya riwayat hipertensi pada keluarga, konsumsi makanan asin atau tinggi garam (natrium), konsumsi makanan kemasan atau makanan cepat saji, kurangnya konsumsi buah dan sayur, pola hidup sedenter yaitu terlalu banyak duduk dan kurang berolah raga, konsumsi alkohol, serta kebiasaan merokok.

"Sebagian besar kondisi tekanan darah tinggi, terutama pada kelompok hipertensi primer tidak memiliki gejala yang spesifik. Gejala klinis baru dirasakan bila kondisi hipertensi telah memberat atau yang telah berkomplikasi. Gejala yang dapat muncul antara lain sakit kepala atau pusing, rasa mudah lelah saat aktivitas, nyeri dada, gelisah, penglihatan buram, mimisan, bahkan penurunan kesadaran,” terangnya.

Namun demikian, hipertensi dapat dicegah jika dapat dikelola dengan baik yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup.

Hipertensi yang terkelola dengan baik dapat mencegah dan menurunkan risiko kesakitan, komplikasi, bahkan risiko kematian dini. Upaya ini dapat dicapai dengan modifikasi gaya hidup dan pemberian terapi obat rutin ketika sudah diperlukan.

"Konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang. Pola makan dengan meningkatkan konsumsi buah, sayur, dan konsumsi rendah lemak; membatasi konsumsi natrium, yaitu dianjurkan maksimal 1 sendok teh garam atau setara 5 gram garam dapur dalam sehari; menghindari konsumsi alkohol; tetap mempertahankan berat badan ideal; berhenti merokok, membiasakan untuk beraktivitas fisik teratur, yaitu dengan berolahraga yang bersifat aerobik minimal 30 menit per hari engan frekuensi 5x dalam seminggu,” tambahnya.

Pada kasus hipertensi yang sudah mendapatkan obat anti hipertensi rutin dari dokter, diharapkan untuk selalu mengkonsumsi obat secara teratur dan berkala sekaligus memeriksakan kondisi kesehatannya ke fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Pengidap Hipertensi Harus Kurangi Makanan Asin dan Kopi, Ini Kata Dokter

Viral di TikTok Urutan Mandi yang Benar, Ini Penjelasan dari Ahli