Sosok Sri Astari Rasjid, Mantan Dubes RI yang Juga Seniman Kontemporer

Arintha Widya - Senin, 12 Desember 2022
Sri Astari Rasjid.
Sri Astari Rasjid. (Dokumentasi Irjen Petrus R Golose/BNPT)

Parapuan.co - Sebagian dari Kawan Puan mungkin belum familier dengan nama Sri Astari Rasjid. Siapakah dia?

Sri Astari Rasjid merupakan perempuan yang dikenal sebagai salah satu seniman dalam dunia seni rupa kontemporer di Indonesia.

Sri Astari Rasjid belum lama ini dikabarkan meninggal dunia di usia 69 tahun, tepatnya pada Minggu (11/12/2022).

Selain seorang seniman, sosok yang satu ini juga dikenal sebagai mantan Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Bulgaria, Albania, dan Macedonia.

Seperti apa kisah hidupnya? Simak informasi lengkapnya sebagaimana mengutip Tribunnews.com di bawah ini!

Profil dan Biodata Sri Astari Rasjid

Sri Astari Rasjid lahir di Jakarta, 26 Maret 1953. Ia tumbuh dan besar di Indonesia hingga kemudian melanjutkan studi di luar negeri.

Perempuan yang akrab disapa Astari ini menempuh pendidikan S1 jurusan Sastra Inggris di Universitas Indonesia pada 1973.

Tahun 1975 hingga 1979, ia belajar seni fashion design di Lucy Clayton School di London, Inggris.

Baca Juga: Eksplorasi Desainer Muda, Emina Gelar Kompetisi Fashion Design

Astari kembali melanjutkan pendidikan pada 1987 di University of Minnesota, Amerika Serikat.

Sesudah itu, ia belajar dan mendalami tentang seni lukis dengan bersekolah di Royal College of Art di London.

Pada 1991, Sri Astari Rasjid menjadi salah satu seniman terpilih yang mengikuti pameran bersama dengan judul Noktah di Contemporary Art Amerika Serikat.

Kiprah Seni Sri Astari Rasjid

Istri dari Haroen Al Rasjid tersebut kemudian banyak memamerkan karyanya di sejumlah pameran seni di luar negeri.

Sekadar informasi, Haroen Al Rasjid sendiri ialah Presiden Direktur PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) periode 1977-1994 dan Presiden Komisaris PT CPI periode 1994-2003.

Di antaranya pameran bersama di Hong Kong, Washington, New York, Moskow, London, Paris, dan Venezia.

Tahun 1999-2000, Astari akhirnya dapat menggelar pameran tunggal untuk berbagai karya seni rupa miliknya di Bali.

Di tahun 2000-2001, ia kembali menggelar pameran di Bali, yaitu bertajuk Wings and Excursions.

Baca Juga: Sinta Tantra, Pelukis Perempuan Asal Bali yang Gelar Pameran Tunggal

Pada 2008, Astari melakukan pameran bertajuk His/Hers Exhibition di Beijing, Tiongkok.

Karier Sri Astari sebagai Duta Besar

Perempuan inspiratif yang satu ini tak hanya dikenal sebagai seniman, tetapi juga aktivis feminisme.

Hal itu banyak tertuang pada karya-karyanya, salah satunya yang terinspirasi dari mitologi Saraswati yang berjudul A New Task for Saraswati.

Namanya sebagai seniman ternyata sampai ke telinga Joko Widodo yang pada 2015 mencalonkan diri sebagai kandidat presiden.

Akhirnya saat dilantik jadi presiden, Joko Widodo menunjuk Sri Astari Rasjid menjadi duta besar perempuan pertama di Indonesia dengan latar belakang seniman.

Astari menjadi Duta Besar RI untuk Bulgaria, Macedonia, dan Albania pada 2016-2020.

Sebelum mengakhiri tugasnya sebagai Dubes, ia menelurkan karya buku berjudul Art of Diplomacy.

Buku itu berisi testimoni mengenai diplomasi adalah seni dan seni adalah sebuah diplomasi.

Itu dia kiprah dan jalan karier mendiang Sri Astari yang ternyata sangat menginspirasi ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Putri Reema, Perempuan Pertama di Arab Saudi yang Menjadi Dubes

(*)

 

Sumber: tribunnews
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati