Dipamerkan di Kura Kura Bali, Tengok 20 Karya Seni 'Constellations: Global Reflections'

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 19 November 2022
Karya D-Pirous & Tony Albert di pameran Constellations: Global Reflections (CGR), di Kura Kura Bali.
Karya D-Pirous & Tony Albert di pameran Constellations: Global Reflections (CGR), di Kura Kura Bali. JOHNTALLEY

Fung, sosok yang terkenal akan projek-projek seni publik,
diundang oleh Cherie untuk mengkurasi pameran ini.

Mereka sepakat bahwa instalasi-instalasi seni tersebut harus menyoroti isu perubahan iklim, kesetaraan hidup, dan kolaborasi global dengan menggunakan sejarah kain Bali, proses pembuatan lampion, dan pertunjukan wayang sebagai benang merah konsepnya.

“Constellations: Global Reflections bertujuan untuk mempertegas filosofi hidup khas Bali yaitu Tri Hita Karana,” ujar Lance Fung, dalam acara Press Conference pameran seni Constellations: Global Reflections (CGR), Jumat (18/11/2022).

Lance Fung tengah menjelaskan salah satu karya seni yang dipamerkan di Constellations: Global Reflections (CGR), dalam acara virtual Press Conference pameran seni Constellations: Global Reflections (CGR), Jumat (18/11/2022).
Lance Fung tengah menjelaskan salah satu karya seni yang dipamerkan di Constellations: Global Reflections (CGR), dalam acara virtual Press Conference pameran seni Constellations: Global Reflections (CGR), Jumat (18/11/2022). PARAPUAN/Maharani Kusuma Daruwati

“Diartikan secara harfiah sebagai ‘tiga cara mencapai kebahagian atau harmoni,’ filosofi ini mencakup tiga aspek
kehidupan di Bali, yakni Tuhan, manusia, dan alam, dengan menempatkan ketiganya sebagai dasar pengembangan di Kura Kura dengan fokus utama kebahagiaan dan
sistem berkelanjutan,” imbuhnya.

Salah satu karya seni yang dipamerkan di CONSTELLATIONS: GLOBAL REFLECTIONS.
Salah satu karya seni yang dipamerkan di CONSTELLATIONS: GLOBAL REFLECTIONS. PARAPUAN/Maharani Kusuma Daruwati

Dibuat di Bali, ke-20 karya tersebut dicetak secara digital di atas kain yang terbuat dari plastik daur ulang kemudian diaplikasikan pada 10 instalasi menyerupai drum
yang digerakkan oleh energi matahari.

Dirancang untuk dapat dinikmati di siang atau malam hari, instalasi-instalasi seni ini mengeksplorasi suasana yang tenang dan syahdu, serta melambangkan mercu suar yang mengundang orang dari seluruh dunia untuk bersama melihat karya seni tersebut dan berdiskusi mengenai cara
untuk menciptakan masa depan yang lebih kuat dan lebih baik.

Baca Juga: Bertemakan Avatar, Tengok Serunya Changi Festive Village di Changi Airport dan Jewel Changi Airport

Karya Arahmaiani
Karya Arahmaiani Dok. Prefinite Communications

Para seniman yang tergabung dalam kelompok G20 for Arts berasal dari berbagai usia mulai dari 30 hingga 90 tahun, yaitu: Tony Albert (Australia), Arahmaiani
(Indonesia), Dana Awartani (Saudi Arabia), Xu Bing (China), Berkay Bugdan (Turki), Genevieve Cadieux (Kanada), Minerva Cuevas (Meksiko), N. S. Harsha (India), Kota
Hirakawa (Jepang), Ilya & Emilia Kabakov (Rusia/Ukraina), Naledi Tshegofatso Modupi (Afrika Selatan), A.D Pirous (Indonesia), Paola Pivi (Italia), Liliana Porter (Argentina), Caio Reisewitz (Brasil), Thomas Ruff (Jerman), Yinka Shonibare CBE (Inggris), Kiki Smith (Amerika Serikat), Kimsooja (Korea Selatan), dan Ben Vautier
(Prancis).

Karya seni yang dipamerkan di CONSTELLATIONS: GLOBAL REFLECTIONS.
Karya seni yang dipamerkan di CONSTELLATIONS: GLOBAL REFLECTIONS. PARAPUAN/Maharani Kusuma Daruwati

(*)

 

Malaysia Travel Week, Ini 5 Rekomendasi Destinasi Selain Kuala Lumpur