Parapuan.co- Pada 15 November hingga 16 November 2022, Indonesia memiliki acara perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diadakan di Bali.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah kepala negara perempuan, salah satunya Ursula Von Der Leyen.
Ursula Von Der Leyen adalah presiden Komisi Eropa yang menghadiri acara KTT G20.
Mengutip Parapuan.co, berikut profil Ursula Von Der Leyen yang dilansir dari berbagai sumber!
Sosok Ursula Von Der Leyen
Politikus perempuan asal Jerman ini lahir di Brussels, Belgia pada 8 Oktober 1958.
Melansir Britannica.com yang tayang di Parapuan.co, Ursula adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Jerman pada 2013 hingga 2019.
Kemudian pada Juli 2019, ia menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai Presiden Komisi Eropa.
Ursula merupakan putri dari politisi Jerman Ernst Albrecht, yang pernah menjabat sebagai kepala kabinet di Komisi Masyarakat Ekonomi Eropa.
Baca juga: Aktif Suarakan Isu Kesetaraan Gender, Ini Profil Artis Cinta Laura
Pada 1977-1980, Ursula diketahui memulai pendidikan di jurusan ekonomi di Universitas Göttingen, Universitas Münster, dan London School of Economics namun ia tidak pernah lulus.
Setelah itu, ia beralih ke jurusan kedokteran di Medical School, Hanover, Jerman (MHH) dan lulus pada 1987.
Usai lulus dari kedokteran, ia bekerja sebagai asisten dokter pada 1988-1992 di klinik ginekologi MHH.
Pada tahun 1991, ia dianugerahi gelar doktor dalam bidang kedokteran.
Selanjutnya pada 1992-1996, Ursula pindah ke Amerika Serikat bersama suaminya, Heiko Von Der Leyen yang saat itu kuliah di Universitas Stanford.
Setelah kembali ke Jerman, ia menjabat sebagai anggota fakultas di departemen epidemiologi, kedokteran sosial, dan penelitian sistem kesehatan MHH pada 1998-2022.
Pada 2001, Ursula memperoleh gelar master di bidang kesehatan masyarakat.
Melansir biografinya dari situs resmi ec.europa.eu, Ursula memiliki tujuh anak dari hasil pernikahannya dengan Heiko Von Der Leyen.
Perjalanan Karier Ursula Von Der Leyen
Baca juga: Profil Meloni Sworn, Perdana Menteri Perempuan Pertama di Italia
Ursula von der Leyen diketahui telah bergabung dengan Christian Democratic Union (CDU) sejak tahun 1990.
Pada 1996, ia bergabung dalam politik Lower Saxony (negara bagian federal yang diperintah ayah Ursula pada 1976 hingga 1990).
Sebagai pemimpin perempuan saat itu, Ursula menciptakan kebijakan untuk mengatasi tingkat kelahiran yang rendah di Jerman, seperti penerapan cuti orang tua berbayar dari pekerjaan setelah kelahiran anak dan perluasan fasilitas penitipan anak secara besar-besaran.
Pada 2009, ia terpilih sebagai anggota Bundestag (parlemen) dan menjadi menteri tenaga kerja dan urusan sosial.
Saat memegang jabatan itu, krisis keuangan terjadi dan membuat Ursula memotong pengeluaran kesejahteraan.
Pada akhir 2010, Ursula Von Der Leyen akhirnya terpilih sebagai wakil ketua CDU.
Pada Oktober 2018, setelah penampilan buruk CDU dalam pemilihan daerah, Merkel mengumumkan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai pemimpin partai.
Ursula Von der Leyen juga menolak untuk menggantikan Angela Merkel.
Karier politik Ursula Von Der Leyen pernah terhenti karena penyelidikan penyimpangan dan kemungkinan nepotisme dalam proses pengadaan departemen pertahanan.
Pada November 2019, masa jabatan presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker berakhir.
Pencalonan Ursula Von Der Leyen untuk menggantikan Juncker sebagai presiden Komisi Eropa sempat mengejutkan beberapa pihak.
(*)