Parapuan.co – Kawan Puan, ada satu sosok perempuan inspiratif yang namanya makin dikenal setelah gelaran ASEAN Para Games 2022.
Sosok perempuan inspiratif tersebut adalah Eneng Paridah, atlet powerlifter difabel yang telah mengharumkan nama Indonesia.
Eneng Paridah berhasil menyumbangkan medali emas di bidang angkat berat kategori 41 kg.
Lebih lanjut, ia berhasil mengalahkan Sibounheuang Dengmany dan Sipaseuth Latsami dari Laos dan Marydol Pamati-an dari Filipina.
Kawan Puan, Eneng berhasil mendapatkan medali emas dalam debut ASEAN Para Games pertamanya. Hebat sekali, bukan?
Perjalanan Karier Eneng Paridah
Pencapaiannya saat ini tentu tidak terlepas dari perjuangannya selama ini, Kawan Puan.
Berbagai lika-liku perjalanan dilewati perempuan asal Tasikmalaya ini untuk mendapatkan kemenangannya.
Melalui Podcast Cerita Parapuan, Eneng menceritakan hal yang memotivasinya untuk menjadi atlet.
"Motivasinya melihat dari media sosial banyak atlet-atlet difabel sudah senior yang berprestasi," kata Eneng.
Baca Juga: Dobrak Stigma 3M, Inilah Sosok Nabilah yang Jadi Finalis Abang None Jakarta Utara
Hal itu pun akhirnya menggerakkan Eneng untuk turut berprestasi di bidang olahraga.
"Kenapa saya nggak bisa kayak mereka, jadi saya nyoba ngikutin mereka yang punya prestasi-prestasi di luar negeri, di provinsi, daerah juga," ucap atlet Jawa Barat ini.
Pada saat itu, Eneng yang ditawari untuk mengikuti seleksi pun mencobanya.
Eneng mengaku ia tertarik lalu bergabung menjadi atlet olahraga difabel.
Akhirnya, Eneng mengawali sepak terjangnya di dunia atlet dengan bergabung menjadi atlet voli duduk.
Memulai Tak Harus dari Muda
Eneng sendiri mengawali kariernya sebagai atlet di usia yang tidak lagi muda, yakni 32 tahun, Kawan Puan.
Menurut Eneng, masalah usia ternyata bukanlah sebuah hambatan untuk menjadi atlet difabel.
"Selagi kita mampu dan bisa berprestasi kenapa nggak. Saya pun merasa mampu dan yakin bahwa saya merasa bisa. Jadi saya coba terus tiap hari, alhamdulillah hasilnya bisa," ungkapnya.
Eneng berujar, atlet difabel cenderung lebih sulit untuk dicari, berbeda dengan atlet biasa.
Pasalnya, banyak yang belum mengetahui seperti apa olahraga untuk para difabel.
Baca Juga: Mengenal Kartika Monim, Atlet Voli Pembawa Obor PON XX Papua 2021
Walaupun begitu, sekarang orang-orang yang menjadi atlet difabel sudah lebih banyak.
"Semoga yang di pelosok-pelosok desa yang belum tahu adanya olahraga ini melihat di media sosial merasa terketuk hatinya untuk ikut olahraga," ucapnya.
Hobi Menjahit Pakaian
Kawan Puan, ada sebuah fun fact yang perlu kamu ketahui dari sosok Eneng Paridah ini.
Ternyata sebelum menjadi atlet, Eneng memiliki hobi lain, yakni menjahit pakaian.
Ia juga sempat mengikuti kursus menjahit dan membuat berbagai macam jenis pakaian.
"Ikutan kursus menjahit, akhirnya bisa menjahit pakaian, seperti jaket, training, macam-macam," cerita Eneng.
Eneng pun memiliki mimpi untuk tetap bisa menjalani hobinya tersebut lho, Kawan Puan.
Ia menceritakan cita-citanya yang ingin membuka konveksi sejak dulu.
Terlebih lagi, kariernya sebagai atlet tak selamanya akan terus berjalan.
"Udah kepikiran dari dulu. Emang cita-cita awal pengen buka konveksi dari dulu tapi dulu nggak ada modal, tempat juga nggak ada.
"Tapi sekarang udah ada jalannya udah ada rejekinya InsyaAllah ke depannya mudah-mudahan saya bisa mewujudkan cita-cita itu. Karena kan nggak selamanya jadi atlet. Atlet juga ada berhentinya," tutup Eneng.
Kawan Puan, itulah cerita inspiratif Eneng Paridah, atlet powerlifter difabel yang berhasil menyabet medali emas di ASEAN Para Games 2022.
Perjalanan Eneng Paridah di atas, menginspirasi sekali ya, Kawan Puan?
Baca Juga: Hari Polisi Wanita 2022, Mengenal Polwan Dokter Forensik Sumi Hastry
(*)