Parapuan.co- Menjelang Hari Olahraga Nasional yang setiap tahunnya akan diadakan pada 9 September 2022, yuk mari bahas tentang profil atlet perempuan!
Kali ini, profil atlet perempuan datang dari sosok Kartika Monim.
Kartika Monim merupakan salah satu atlet legenda dalam dunia voli yang berasal dari Papua.
Ia dipilih sebagai salah satu pembawa obor PON XX Papua 2021 yang diadakan pada Sabtu (2/10/2021) kemarin.
Perempuan kelahiran Ebungfau 4 Januari 1963 ini bersama Erni Sokoy, ditugaskan membawa obor api PON XX dalam prosesi serah terima,dari Bupati Jayapura kepada pasukan inti, dan pasukan atlet di Pantai Toware.
Sepak terjang Kartika di dunia voli sudah tidak perlu diragukan lagi.
Namun perempuan yang akrab disapa Kartika ini, sempat vakum di dunia atlet voli dan namanya tak pernah terdengar karena beberapa alasan.
Melansir papua.tribunnews.com yang tayang di Parapuan.co, ia membagikan ceritanya mengenai lika-liku dunia olahraga yang pernah dilewatinya.
Perjalanan Karier Kartika Monim
Baca juga: Mengenal Witahening Pamungkasih, Jadi Atlet Dayung Berkat Menekuni Hobi
Ia mulai terjun ke Dunia Cabang Olahraga (Cabor) Voli pada tahun 1981, berawal dari turnamen antar kampung.
Kemudian, Kartika bergabung dalam klub bernama Putali besutan trio Laurens Monim, Yosephus Monim, dan Mathias Monim.
Lewat pertandingan antar kampung tersebut, kemampuan Kartika dilirik oleh pelatih Voli Kabupaten Jayapura Yohanes Tukayo.
Yohanes lalu menunjuk Kartika untuk mewakili Kabupaten Jayapura, di ajang PORDA.
Dalam event PORDA tersebut, Kartika menunjukkan kepiawaiannya dalam bermain bola voli hingga membuat Rudi Wacano, seorang pelatih klub voli terpukau.
"Event voli yang saya ikuti dari Pekan Olahraga Daerah (Porda), kemudian PON hingga masuk menjadi timnas," cerita Kartika.
Setelah itu Kartika ingin sekali bergabung dalam Timnas voli, apalagi usai melihat ada pemain Irian Jaya, bernama Olce Rumaropen.
Kartika termotivasi untuk bergabung dalam Timnas voli.
Bahkan prestasi Kartika tercatat menjadi salah satu pilar nasional bola voli Indonesia.
Baca juga: Cerita Uni Tutie, Mantan Atlet Terjun Payung yang Sukses Ekspor Rendang Jengkol ke Amerika Serikat
Setelah itu, pada Agustus 1981, Tika berhasil masuk dalam tim Irian Jaya (nama Papua pada masa itu).
Ia mengikuti pertandingan pertamanya bersama klub tersebut, yakni mengikuti Kapolri Cup di Jakarta.
Saat turnamen berlangsung, Irian Jaya menduduki di posisi ketiga.
Sejak saat itu Kartika dikenal sebagai pemain dan juga smasher terbaik.
Tak hanya itu, Kartika kemudian dipilih untuk ikut ajang Sea Games Singapura 1983.
Saat itu, ia bersama Luciana Taroreh, Husia Arbi, Nunung Legowo, Angela Muskita, Ira S Yulanda, Syafrini serta Olce Rumaropen berhasil mengalahkan tim nasional Filipina dengan skor dramatis 3 - 2 (15-3, 8-15, 6-15, 15-11, 15-11).
Kartika juga tercatat pernah memperkuat tim Irian Jaya saat PON X di Jakarta.
Pada Januari 1983, ia menerima undangan dari pusat untuk mengikuti pelatihan terpusat, yang dipersiapkan untuk Sea Games XII di Singapura.
Bersama timnas, dirinya berhasil meraih emas.
Kesetiaannya terhadap Irian Jaya atau Papua benar-benar telah teruji.
Pasalnya dalam 2 kali gelaran PON, setelah PON X di Jakarta, ia selalu mewakili tanah kelahirannya.
(*)