Parapuan.co - Kecanduan konten dewasa termasuk salah satu tindakan menyimpang yang sebaiknya dihindari karena memiliki dampak negatif.
Ada banyak cara mengatasinya. Tetapi, tidak boleh ketinggalan pula informasi tentang tanda daging sapi giling yang kurang berkualitas.
Selain itu, ada juga gejala omicron BA.4 dan BA.5 yang wajib diketahui.
Berikut berita terpopuler Wellness mulai dari mengatasi kecanduan konten dewasa hingga gejala omicron terbaru:
1. Terapi hingga Pengobatan, Ini Bentuk Perawatan bagi Orang Kecanduan Konten Dewasa
Mengonsumsi segala bentuk konten dewasa sebaiknya dihindari, karena jika sudah kecanduan banyak aspek yang terpengaruh.
Jika telah mengalami kecanduan negatif maka bisa memicu terjadinya gangguan emosi dan kerusakan otak, serta harga diri yang rendah.
Dikarenakan dampak dari kecanduan dewasa itu sangat buruk, maka penting mengetahui pengobatan yang tepat agar terhindar dari kebiasaan tidak baik ini.
Dilansir dari Healthline, berikut berbagai cara untuk mengatasi kecanduan konten dewasa, mulai dari terapi hingga pengobatan.
Baca Juga: Berapa Bulan Sekali Medical Check Up Dilakukan? Ini Kata Dokter
2. Perhatikan, Ini Tanda Jika Daging Sapi Giling Kualitasnya Kurang Baik
Kawan Puan jika ingin membuat burger, bakso, hingga lasagna, sebaiknya memakai daging sapi giling yang sudah bisa dibeli di pasaran.
Namun pastikan daging sapi giling masih dalam kondisi bagus dan belum busuk.
Pasalnya, menggiling daging sapi membuat bahan makanan ini lebih banyak terpapar udara, sehingga membuat organisme pembusuk memilliki banyak ruang untuk menempel.
Dilansir dari Healthline, bakteri pembusuk umumnya tidak berbahaya, tapi organisme ini dapat memengaruhi kualitas daging, sehingga bau dan rasanya kurang enak.
Berikut ini tanda-tanda jika kualitas daging sapi giling kurang baik.
Baca Juga: Jaga Bumi dan Kurangi Limbah, Ini 4 Tips Mendaur Ulang Sampah Makanan
3. Kasus Covid Kian Meningkat, Kenali Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 Menurut Ahli
Kasus Covid-19 terus meningkat di Indonesia dan berbagai negara di dunia, seiring dengan mutasi virus corona yang terus menyebar.
Meluasnya kasus Covid-19 di Indonesia banyak disebabkan oleh subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang diyakini sangat menular.
Kementerian Kesehatan pun menyatakan varian BA.5 telah mendominasi penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia hingga 87 persen.
Mengutip laman UGM, peneliti dari FKKMK Universitas Gadjah Mada, dr. Gunadi, PhD, Sp.BA., menjelaskan bahwa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibanding BA.1 dan BA.2.
Subvarian BA.4 dan BA.5 tidak ada indikasi yang menyebabkan kesakitan lebih parah dibanding varian Omicron lainnya.
(*)
