Menghadapi Berbagai Stigma Terkait Peran Ibu dalam Menyusui Anak

Saras Bening Sumunar - Rabu, 1 Juni 2022
Stigma ibu menyusui
Stigma ibu menyusui arto_canon

Parapuan.co - Saat menyusui, tak jarang kamu akan menghadapi masalah yang bisa menghambatmu dalam memberikan ASI.

Salah satu masalah yang sering dialami oleh ibu menyusui adalah ASI yang mampet atau sulit keluar.

Selain itu, ada juga masalah seperti puting yang lecet dan sakit saat menyusui.

Karena kondisi ini, kamu kadang mendapatkan stigma sebagai ibu yang kurang baik karena tidak menyusui bayi.

Lantas apakah menyusui merupakan kewajiban atau pilihan bagi ibu?

Dalam Arisan Parapuan 14, pada Selasa (31/05/2022) Nia Umar, S.Som, MKM, IBCLC, selaku Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia menjelaskan hal tersebut.

"Pemahaman bahwa menyusui adalah kewajiban perempuan terbentuk karena konstruksi di masyarakat," ungkap Nia Umar.

Karena konstruksi ini, muncul stigma jika seorang ibu harus menyusui anaknya.

"Menyusu harus sama ibunya, padahal sebenarnya engga gitu. Menyusui itukan kompleks," tambahnya.

Baca Juga: Arisan Parapuan Episode 14: Dua Hal Penting yang Ibu Menyusui Butuhkan Usai Melahirkan

Pada dasarnya, pemahaman masyarakat terkait ibu wajib menyusui justru dapat menimbulkan beban.

Terutama beban untuk seorang perempuan setelah melahirkan.

"Pemahaman bahwa ibunya wajib menyusui sebenarnya membebani peran perempuan," tegasnya.

Nia juga menjelaskan bahwa perempuan memiliki begitu banyak peran.

Seperti menjadi istri, ibu, hingga mengurus keperluan rumah tangga.

Agar Kawan Puan tidak memberikan stigma demikian pada ibu yang mengalami kesulitan menyusui diperlukan empati dan berusaha menempatkan diri.

"Jadi kita harus lihat secara adil, fair, dan menyeluruh untuk tidak nge-judge," katanya.

Cobalah untuk berkaca dan menempatkan diri di posisi orang lain.

Pasalnya, kamu tidak akan tahu bagaimana pengalaman masing-masing dalam menyusui anak.

Baca Juga: Dokter Spesialis Anak Jelaskan Pentingnya Dukungan Nenek dan Kakek dalam Membantu Ibu Menyusui

(*)

Sumber: Arisan Parapuan Virtual
Penulis:
Editor: Linda Fitria