Alergi Sinar Matahari Sering Dialami Perempuan, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Dinia Adrianjara - Kamis, 12 Mei 2022
sinar matahari
sinar matahari videoblocks.com

Parapuan.co - Suhu udara terik yang terjadi pada siang hari di beberapa wilayah Indonesia, tentu sangat meresahkan dan membuat tak nyaman ya, Kawan Puan!

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu panas ini dipicu beberapa hal, salah satunya posisi matahari yang berada di wilayah utara ekuator.

Cuaca panas yang terjadi dalam beberapa waktu ini tentu berbahaya bagi makhluk hidup, termasuk bagi manusia.

Ada beberapa masalah kesehatan yang bisa dialami seseorang karena cuaca panas berlebihan, salah satunya yakni alergi sinar matahari.

Alergi sinar matahari ditandai dengan munculnya kemerahan atau ruam gelap seperti terbakar sinar matahari, disertai dengan rasa gatal.

Menurut Ahli Bedah Dermatologi di New York University, Elizabeth K. Hale, sebagian besar alergi matahari muncul untuk pertama kalinya pada usia 20-an dan 30-an tahun.

"Alergi sinar matahari terjadi karena adanya sel-sel kulit yang rusak akibat paparan sinar matahari, yang memicu respons imun dalam tubuh," kata Hale, seperti dikutip dari Self.

Alergi sinar matahari ini juga lebih sering terjadi pada perempuan, dan sebagian besar juga berhubungan dengan genetik.

Alergi matahari bukan penyakit tunggal, melainkan istilah untuk sekelompok kondisi yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sinar ultraviolet dari matahari dan menimbulkan ruam pada kulit.

Baca Juga: BMKG Peringatkan Cuaca Panas, Ini 4 Buah yang Menjaga Tubuh Tetap Terhidrasi

Menurut Harvard Medical School, ada beberapa jenis alergi matahari, di antaranya:

1. Gatal Aktinik

Sebagai salah satu bentuk alergi matahari yang langka, ruam seperti ini umumnya muncul di wajah, leher, dan area kulit lain yang terpapar sinar matahari.

Meski kondisi ini bisa menyerang siapa saja, kondisi ini lebih mungkin terjadi pada anak-anak.

Ruamnya bisa terasa sangat gatal dan benjolannya terlihat seperti berkerak.

2. Reaksi Fotoalergi

Apakah Kawan Puan pernah mengalami ruam kemerahan saat baru mencoba salah satu produk skincare?

Ruam merah seperti ini kemungkinan besar berasal dari reaksi fotoalergi.

Baca Juga: Bukan Cuman Wajah, Ini Bagian Tubuh yang Juga Penting untuk Diaplikasikan Sunscreen

Reaksi fotoalergi dipicu oleh sesuatu yang dioleskan ke kulit yang bereaksi dengan matahari dan menyebabkan iritasi.

Seseorang juga bisa lebih rentan terhadap reaksi fotoalergi, jika sedang menggunakan obat-obatan tertentu.

3. Polymorphous Light Eruption (PMLE)

Ruam gatal dan kemerahan yang muncul di sekitar lengan, kaki, dan punggung tangan setelah terpapar sinar matahari, salah satunya adalah akibat kondisi dari polymorphous light eruption (PMLE).

"PMLE adalah hipersensitivitas tertunda, di mana matahari memicu reaksi inflamasi pada kulit, yang terjadi beberapa jam setelah paparan," ungkap Hale.

PMLE tidak berbahaya, namun karena bisa sangat gatal dan kemerahan, tentu sangat menganggu aktivitas.

PMLE adalah hal umum yang terjadi pada banyak orang, dan hanya mempengaruhi kulit dalam jangka pendek.

Apa saja gejala alergi matahari?

- Ruam merah yang teriritasi, yang terjadi setelah paparan sinar matahari, muncul dalam beberapa menit hingga jam atau hari setelah paparan

Baca Juga: Cuaca Panas, Ini 5 Tips Membuat Rumah Lebih Sejuk Meski Tanpa AC

- Ruam yang terlihat seperti gatal-gatal, bintil, plak, benjolan berkerak, dan/atau lepuh berisi cairan

- Gatal yang parah

- Rasa sakit atau terbakar

Apa yang harus dilakukan jika mengalami alergi matahari?

Jika ruam muncul pertama kali, sebaiknya temui dokter kulit untuk didiagnosis dan diberi pengobatan secara tepat.

Selain itu jika sensitivitas atau ruam matahari memiliki gejala lain seperti nyeri sendi atau rasa kelelahan, juga sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Sebab ruam kulit akibat sinar matahari juga bisa menjadi tanda penyakit autoimun tertentu, seperti lupus.

Sementara untuk gejala alergi matahari dari PMLE akan hilang dengan sendirinya, biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 hari.

Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan di Musim Panas

Jika Kawan Puan memang memiliki alergi sinar matahari, sebaiknya lakukan penyesuaian dengan keluar lima menit sehari, kemudian perlahan tingkatkan waktu satu atau dua menit setiap harinya.

Cara ini membantu tubuh untuk menghindari paparan sinar matahari secara tiba-tiba dan lama, yang lebih mungkin memicu alergi.

Selain itu hindari ke luar dan terkena paparan sinar matahari langsung pada jam antara 10 pagi hingga 2 siang.

Usahakan untuk memakai pakaian yang memiliki perlindungan terhadap sinar UPF, pakai kacamata hitam, topi bertepi lebar, atau pakaian lengan panjang yang ringan.

Hal ini untuk meminimalkan paparan dan meningkatkan perlindungan dari sinar matahari.

Tetap jaga kesehatan ya, Kawan Puan!

Sumber: Self
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara