Dyah Roro Esti, Berambisi Ciptakan Masa Depan Berkelanjutan Lewat Politik

Ardela Nabila - Kamis, 21 April 2022
Dyah Roro Esti.
Dyah Roro Esti. Dok. Instagram @dyahroroestiwp

Parapuan.co - Pertengahan 2021 lalu, nama Dyah Roro Esti sempat menjadi sorotan usai mengusulkan pembubaran Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rapat paripurna.

Usulan mengejutkan tersebut keluar lantaran saat itu Komisi VII DPR hanya bermitra dengan satu kementerian, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sehingga menurutnya hal tersebut menyebabkan fungsi pengawasan tidak dapat berjalan optimal.

Dyah Roro Esti Widya Putri sendiri merupakan anggota Komisi VII DPR dengan lingkup tugas di bidang Energi, Riset dan Teknologi, serta Lingkungan Hidup.

Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang hari ini, Kamis (21/4/2022), PARAPUAN mendapat kesempatan untuk mendengarkan langsung cerita serta ambisi dari sosok Dyah Roro Esti.

Perempuan kelahiran Jakarta, 25 Mei 1993 itu pertama kali bergabung di parlemen usai terpilih sebagai anggota legislatif dari Partai Golongan Karya (Golkar) pada 2019 lalu, ketika usianya baru menginjak 26 tahun.

Walaupun sang ayah, Satya Widya Yudha, sudah terlebih dulu bergabung di dunia politik, Esti mengaku awalnya merasa tidak berminat dengan politik.

“Awalnya saya juga merasa malas di politik karena kita terbiasa dengan informasi yang kita lihat di TV yang notabennya kurang positif. Jadi saya enggak mau masuk ke dunia yang seperti itu. Ada rasa takut sebagai perempuan dan anak muda,” ceritanya dalam wawancara virtual, Rabu (20/4/2022).

Namun, ambisinya untuk menciptakan perubahan, khususnya dalam hal lingkungan, membuat mantan penerima beasiswa penuh LPDP PK-41 dari Kementerian Keuangan itu memberanikan diri untuk masuk ke dunia yang telah lebih dulu digeluti ayahnya.

Kebetulan, katanya, saat itu ada kesempatan yang terbuka untuknya, tepatnya pada 2018 lalu.

Baca Juga: Keluar dari PSI dan Ingin Fokus Suarakan Isu Perempuan, Ini Sosok Tsamara Amany

“Kebetulan ada momentum lagi dicari perempuan yang berprestasi dan memiliki concern terhadap pembangunan bangsa. Mereka lagi mencari kader yang memiliki usul untuk menjadi caleg (calon legislatif),” ujarnya lagi.

Berambisi untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan

Ya, ambisi Dyah Roro Esti untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutanlah yang membuat politikus sekaligus aktivis lingkungan itu memutuskan untuk bergabung dengan parlemen.

Sebelum menjadi anggota DPR, Esti sendiri sudah terlebih dahulu bergerak untuk menciptakan perubahan dalam hal lingkungan lewat organisasi yang dibangunnya, yakni Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I).

Sejak dulu, ia memang memiliki kekhawatiran besar terhadap isu-isu lingkungan, makanya berbagai cara pun dilakukannya untuk merealisasikan ambisinya itu.

“Apapun kompetensi, profesi saya, atau apapun yang saya lakukan ke depannya, saat itu saya berpikir pokoknya harus bisa merealisasikan masa depan berkelanjutan itu,” kenang Esti yang mengaku tidak mengira akan terjun ke politik.

Walaupun tak bisa dimungkiri sang ayah juga memiliki pengaruh besar, tetapi keinginan serta keyakinan untuk bisa membuat kewenangan yang berdampak baik untuk masyarakatlah yang membawanya ke titik ini.

“Karena begitu kita masuk ke politik, kita memiliki kewenangan yang lebih besar, yang dampaknya bisa lebih dirasakan oleh masyarakat,” tegas alumnus jurusan Ekonomi dan Sosiologi di Universitas Manchester itu.

Untuk mewujudkan misinya dalam menciptakan dampak tersebut, berbagai upaya pun dilakukan oleh Dyah Roro Esti.

Baca Juga: Airin Rachmi Diany, Eks Wali Kota Tangsel yang Disebut Potensial Gantikan Anies Baswedan

Bukan hanya ikut serta terlibat dalam membuat kebijakan, tetapi juga aktif berdiskusi dan terlibat dalam berbagai kampanye, baik itu skala nasional, maupun internasional.

Pernah dipandang sebelah mata sebagai politikus muda

Terpilih sebagai anggota DPR di usianya yang masih terbilang muda, pemilik gelar Master of Science (MSc) dari jurusan Teknologi Lingkungan di Imperial College London itu mengaku sempat dipandang sebelah mata.

Tak heran, bangku parlemen memang didominasi banyak sosok senior yang sudah berpengalaman di bidang politik, sehingga anak baru sepertinya kerap dianggap kurang kompeten.

“Saya pikir tantangan terbesar adalah meyakinkan mereka bahwa kita lebih dari umur kita, bahwa umur hanya angka, selebihnya kembali lagi dengan apa yang sebetulnya bisa kita perjuangkan dan bagaimana kompetensi kita,” pungkas Esti.

Namun, dirinya berhasil membuktikan kompetensinya sebagai anak muda yang bisa mewakili rakyat, baik kepada sesama anggota parlemen lainnya hingga masyarakat yang ia wakili.

Seiring berjalannya waktu, ia mengatakan rekan kerja sekaligus senior di sekelilingnya lebih bisa menilainya berdasarkan kemampuan yang memang dimilikinya.

Yang terpenting menurutnya adalah, bagaimana ia harus bisa beradaptasi dalam segala bentuk suasana, sebagaimana yang diajarkan oleh sang ayah yang disebut sebagai role model-nya.

Baca Juga: Sosok Puan Maharani yang Disebut Akan Maju pada Pemilihan Capres 2024

“Dari dulu saya memang sering diajak, dilibatkan untuk melihat cara komunikasi dengan masyarakat, bahwa kita sebagai anggota DPR harus bisa beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda,” ujarnya lagi.

Lewat posisinya saat ini sebagai anggota DPR, Esti berharap, “Apa pun kepercayaan yang diberikan kepada saya, amanah yang diberikan kepada saya, saya masih bisa berguna untuk rakyat dan orang banyak, sehingga bisa tetap menyuarakan isu-isu yang menurut saya penting.”

Harapan Dyah Roro Esti untuk perempuan Indonesia

Saat ditanya terkait harapannya untuk perempuan Indonesia, Esti berharap agar para perempuan bisa memanfaatkan momentum Hari Kartini untuk memikirkan peran mereka dalam memajukan bangsa.

“Karena kita semua memiliki peran, bahkan ibu rumah tangga sekali pun. Jadi ayo kita pelajari apa yang sejatinya menjadi peran kita, dan melakukan itu semaksimal mungkin,” harapnya.

Esti kemudian mengatakan, ia juga ingin para perempuan bisa bekerja sama dalam merealisasikan masa depan yang lebih baik.

“Aktualisasi diri juga penting, dengan menyadari bahwa kita semua juga mempunyai kompetensi dalam berbagai macam bidang,” tutup Esti. (*) 

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda