Keluar dari PSI dan Ingin Fokus Suarakan Isu Perempuan, Ini Sosok Tsamara Amany

Aulia Firafiroh - Selasa, 19 April 2022
Sosok Tsamara Amany
Sosok Tsamara Amany kompas

Parapuan.co- Menjelang tahun politik 2024 mendatang, PARAPUAN ingin membahas soal profil politikus perempuan.

Salah satunya ialah sosok Tsamara Amany yang pernah berkarier di dunia politik pada usia muda lewat Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Melansir Kompas.com, Tsamara Amany resmi mengundurkan diri sebagai kader dan pengurus PSI pada Senin (18/4/2022). 

Politikus perempuan muda berusia 25 tahun ini, menyampaikan keputusannya lewat akun YouTube pribadinya dengan video berjudul "Terima Kasih PSI".

"Selama 5 tahun mengabdi di PSI sebagai Ketua DPP, per hari ini 18 April 2022, saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengurus dan kader PSI," ujar Tsamara melalui keterangan video di akun Youtube.

Tsamara mengaku jika keputusannya untuk mengundurkan diri dari PSI bukan karena ingin bergabung ke partai politik lain. 

Melainkan, ia ingin fokus menyuarakan isu perempuan.

"Untuk saat ini saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalu cara-cara lainnya. Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan, dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," jelas Tsamara.

Seperti apakah sesungguhnya sosok Tsamara yang berani menerjunkan diri ke dalam dunia politik pada usia muda? Simak ulasan profilnya!

Baca juga: Profil Desy Ratnasari, Aktris sekaligus Politikus yang Tak Masalah dengan Status Janda

Perjalanan Karier Politik

Kecintaan Tsamara terhadap dunia politik sudah terlihat sejak duduk di bangku sekolah menengah. Perempuan yang lahir pada 24 Juni 1996 ini, diketahui pernah menulis tentang sosok Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi idolanya pada tahun 2014.

Setelah itu ia bergabung di Komunitas Pendukung Ahok (Kompak) dan menjadi saksi mewakili Kompak dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tentang syarat persentase maju jalur independen dalam Pilkada.

Pada 2015, Tsamara dan sejumlah blogger lainnya pernah diundang Jokowi ke Istana Negara.

Selain memiliki kemampuan berpolitik, ternyata Tsamara juga memiliki keahlian dalam menulis. Hal itu terlihat dari akun LinkedIn resminya, jika ia pernah menjadi karyawan magang di PT Royston Advisory Indonesia selama dua bulan.

Setelah itu, ia diangkat sebagai pekerja PT Royston Advisory Indonesia sebagai Copywriter selama satu tahun.

Sambil bekerja, Tsamara mendirikan organisasi bernama Perempuan Politik yang bertujuan untuk mendidik perempuan, meningkatkan keterwakilan dan partisipasi mereka dalam politik Indonesia.

Namun, ia memutuskan untuk meninggalkan Perempuan Politik dan fokus sebagai kader PSI pada April 2018.

Pada Januari hingga April 2018, ia juga pernah magang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama empat bulan.

Baca juga: Airin Rachmi Diany, Eks Wali Kota Tangsel yang Disebut Potensial Gantikan Anies Baswedan

Perjalanan Pendidikan

Pada 2014, Tsamara lulus dari sekolah menengah di New Zealand Indonesia International melansir akun LinkedIn-nya.

Ia kemudian menempuh S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina Jakarta.

Lalu Tsamara melanjutkan jenjang pendidikan S2 di New York University sejak Januari 2021.

Awal Mula Kepopulerannya

Nama Tsamara Amany mulai dikenal saat berani mendebat politikus Fahri Hamzah yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.

Ia termasuk vokal dalam menyuarakan pendapatnya terkait dunia politik.

Selain itu pada 2018, ia pernah menyindir politik dinasti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya tak tau bagaimana seseorang yang diwarisi sebuah dinasti politik bisa mengklaim diri sebagai perwakilan anak muda.

Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia.

Tapi juga soal kerja keras & kompetensi. Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu," cuitnya di Twitter, dikutip dari Tribunnews.com.

Sindiran Tsamara tersebut kemudian viral dan mendapat tanggapan dari Andi Arief serta Ferdinand Hutahaean. 

Kawan Puan, demikian tadi profil mengenai Tsamara Amany, seorang politikus muda yang memutuskan untuk keluar dari PSI dan ingin fokus menyuarakan isu perempuan. (*)

Sumber: tribunnews,kompas,LinkedIn
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh