Parapuan.co - Sudah lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia.
Saat ini kita masih berjuang melawan virus corona.
Bahkan, baru-baru ini kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal ini terjadi setelah munculnya varian baru Covid-19 sejak akhir tahun lalu, yaitu varian Omicron.
Bahkan varian Omicron ini disebut-sebut 4 kali lebih menular dari varian sebelumnya.
Berbeda dengan varian Delta yang memiliki tingkat keparahan lebih tinggi, varian Omicron ini justru memiliki gejala yang terbilang lebih ringan, seperti batuk, pilek, hingga sakit tenggorokan.
Vaksin booster pun kian digalakkan pemerintah untuk melawan Covid-19 varian Omicron ini.
Pasalnya, meski sudah divaksin lengkap, masyarakat masih bisa terkena Covid-19, termasuk juga varian Omicron ini.
Mengutip dari News Nation, meskipun belum ada studi peer-review utama tentang perbedaan gejala omicron antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi, dokter melaporkan bukti anekdotal yang menunjukkan beberapa perbedaan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Ini Dia Tips Jaga Kesehatan di Tengah Pandemi
Dr. Maya N. Clark-Cutaia, profesor di New York University Meyers College of Nursing, menjelaskan perbedaan yang dia lihat pada pasien kepada New York Times.
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
KOMENTAR