Kabah di Metaverse Bisa untuk Persiapan Ibadah Haji, Ini Penjelasan MUI

Firdhayanti - Rabu, 9 Februari 2022
Melakukan ibadah haji di Kabah, Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.
Melakukan ibadah haji di Kabah, Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Aviator70

Parapuan.co - Keberadaan Kabah di metaverse bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan ibadah haji dan umrah. 

Hal itu diutarakan dan dijelaskan langsung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Program kunjungan Kabah melalui metaverse oleh Arab Saudi dinilai dapat digunakan untuk persiapan pelaksanaan ibadah.

Dalam hal ini, metaverse digunakan untuk latihan manasik haji dan umrah. 

"Kunjungan virtual bisa dilakukan untuk mengenalkan sekaligus juga untuk persiapan pelaksanaan ibadah, atau biasa disebut sebagai latihan manasik haji dan umrah," jelas Ketua MUI bidang Fatwa Asrorum Niam Sholeh kepada Kompas.com, pada Selasa (8/2/2022).

"Sebagaimana latihan manasik di asrama haji Pondok Gede atau tempat lainnya," lanjutnya. 

Calon jemaah dapat mengenal lebih dekat lewat kunjungan virtual. 

Selain itu calon jemaah juga dapat melakukan eksplorasi terkait ibadah haji. 

Tentunya ini dapat membantu pengetahuan para jamaah menjadi lebih utuh sebelum ibadah haji dan umrah dilaksanakan. 

Baca Juga: Muncul Varian Omicron di Indonesia, Kemenag Tunda Keberangkatan Umrah 2021

"Kunjungan ke Kabah secara virtual bisa dioptimalkan untuk eksplor dan mengenali lebih dekat, dengan lima dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah," jelas Niam. 

Proyek kunjungan Kabah lewat metaverse sendiri telah diperkenalkan pada 14 Desember 2021.

Saat itu, terdapat pula kehadiran Abdul Rahman Al Sudais, presiden umum Haramain. 

Menurut Niam, keberadaan Kabah di dunia metaverse merupakan inovasi teknologi. 

Hal ini membuatnya harus disikapi secara profesional. 

Akan tetapi, tak semua ibadah bisa disiasati dengan teknologi. 

Meskipun bisa digunakan untuk manasik haji, kunjungan Kabah di metaverse tak bisa dilakukan untuk ibadah haji. 

Pasalnya, ibadah haji memerlukan kehadiran fisik dalam beberapa ritualnya. 

"Pelaksaan ibadah haji dengan mengunjungi Kabah secara virtual tidaklah cukup, dan tidak memenuhi syarat karena aktivitas ibadah haji. Tata cara pelaksanaannya sudah ditentukan. Ada beberapa ritual yang membutuhkan kehadiran fisik," jelas Niam.

Selain itu, ada juga kegiatan ibadah haji yang berkaitan dengan tempat tertentu. 

Baca Juga: Rosianna Silalahi Ungkap Pengalaman Emosional Jadi Wartawan, Pernah Merasa Bersalah

Salah satunya adalah thawaf, kegiatan mengelilingi Kabah selama tujuh kali putaran. 

"Jadi tidak bisa dilaksanakan dalam hati, dalam angan-angan, atau secara virtual. Atau dilaksanakan dengan mengelilingi gambar Kabah atau replika Kabah," kata dia.

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria