Parapuan.co - Orang tua ialah pendidik pertama dan utama seorang anak, baik untuk hal yang akan diajarkan di sekolah ataupun tidak.
Salah satu pembahasan yang tak selalu dibahas di sekolah ialah tentang uang. Ya, anak perlu belajar tentang uang, bahkan sejak dini.
Lantas, pertanyaan yang kerap hadir ialah sejak kapan perlu diajarkan dan apa saja yang harus dibahas ketika mengajarkan anak tentang uang.
Pasalnya, kadang orang tua berpikir bahwa uang ialah pembahasan yang rumit dan tampak menyulitkan untuk anak jika dibahas saat masih balita.
Menariknya, melansir Parents, penulis buku Kids and Money: Giving Them the Savvy to Succeed Financially, Jayne A. Pearl bilang, mengajarkan anak tentang uang bisa jadi hal mudah.
Katanya, "Ubah aktivitas sehari-hari kamu dan anak menjadi pengalaman belajar."
Perjalanan ke bank, toko, atau mesin ATM, misalnya, bisa menjadi pembuka yang sempurna untuk diskusi tentang nilai-nilai dan bagaimana kamu menggunakan uang.
Ketika anak-anak masih sangat kecil, kamu dapat memasukkan konsep uang ke dalam permainan imajiner anak, seperti bermain toko pura-pura atau restoran.
Lantas, simaklah begini panduan mengajarkan anak tentang uang berdasarkan usianya, dari 2 hingga 15 tahun. Yuk, simak!
Baca Juga: Mudah! Ini 4 Tips Mengajarkan Anak Berbahasa Inggris dengan Lancar
Usia 2 dan 3 tahun
Anak-anak yang masih sangat kecil tak sepenuhnya memahami nilai uang, tetapi kamu dapat mulai mengajarkannya jenis-jenis uang koin.
Salah satu caranya adalah dengan memainkan permainan identifikasi koin. Kamu dan anakmu dapat menelusuri bagian luar berbagai koin dan warna dalam bentuk.
Kemudian ajak anak kamu untuk mencocokkan koin dengan gambar yang ada sambil mendiskusikan nama masing-masing.
Namun, pastikan kamu selalu memberikan pengawasan yang ketat karena ada kemungkinan balita mencoba menelan koin tersebut.
Anak-anak kecil suka bermain toko, tetapi toko imajiner di ruang tamu lebih dari sekadar cara yang menyenangkan bagi anak untuk melatih imajinasi mereka.
Dorothy Singer, Ed.D., ilmuwan peneliti senior di Universitas Yale, mengatakan bahwa dengan menukar uang mainan dengan barang, anak mulai memahami dasar-dasar perdagangan.
Usia 4 dan 5 tahun
Kebanyakan anak prasekolah lebih suka bermain restoran imajiner di rumah daripada pergi keluar untuk makan malam bersama orang tuanya.
Baca Juga: Mengajarkan Kesetaraan, 2 Ibu Ini Biasakan Anak Mengerjakan Tugas Domestik Sejak Kecil
Meskipun ini ialah bentuk permainan, tetapi bisa mengasah berbagai keterampilan, seperti mengatur meja, belajar sopan santun, dan membuat perubahan.
"Banyak anak berusia 4 tahun harus diingatkan setelah makan pura-pura bahwa mereka harus membayar tagihan," kata Dorothy.
Katanya lagi, "Begitu mereka memahami konsepnya, mereka menjadi sangat bersemangat untuk membayar dengan uang palsu atau membuat kembalian sebagai kasir."
Usia 6 hingga 8 tahun
"Begitu anak-anak menerima uang saku atau uang jajan, dia akan membutuhkan tempat untuk menyimpan uangnya," kata Jayne.
Jadikan perjalanan ke bank sebagai sebuah acara. Bantu anak membuka rekening tabungan, dan dorong mereka untuk melakukan setoran rutin.
Saat saldo bertambah, kamu dapat mendiskusikan konsep bunga dan bagaimana bank membayar kembali orang-orang yang telah menyimpan uang mereka.
Usia 9 hingga 12
Salah satu cara untuk mengajarkan perbandingan belanja adalah dengan membaca label harga toko dengan anak, melihat ukuran dan harganya, dan membandingkan jumlah persen.
Baca Juga: Ini 4 Cara yang Dapat Dilakukan untuk Ajari Anak Agar Cinta Lingkungan
Jangan lupa untuk mempertimbangkan kualitas. Misalnya, satu minggu, beli handuk kertas bermerek. Minggu depan, cobalah merek generik.
Kemudian, diskusikan perbedaannya dan putuskan bersama apakah merek tersebut sepadan dengan biaya tambahannya.
Usia 13 hingga 15 tahun
Di antara uang makan siang, perlengkapan sekolah, dan kebutuhan kecil lainnya, uang saku bisa sangat cepat habis dan berlalu bagi remaja muda.
Pasalnya, semakin mereka beranjak remaja, uang saku yang didapatkan boleh jadi semakin besar seiring dengan makin banyaknya hal yang mereka inginkan.
Maka itu, bantu anak kamu menetapkan anggaran keuangan dengan terlebih dahulu mendiskusikan keinginan vs. kebutuhan.
Di samping itu, remaja awal seorang anak dinilai tidak terlalu dini untuk mereka belajar tentang investasi, termasuk saham.
Sebagai orang tua, kamu dapat berpura-pura berinvestasi di perusahaan yang dikenal anak, seperti Disney atau Mattel.
"Buatlah kegiatan keluarga dengan meminta setiap anggota memilih saham," saran Neale S. Godfrey, ketua dan pendiri Jaringan Keuangan Anak di Chester, NJ.
Baca Juga: 4 Cara Menciptakan Tempat Kerja Ramah Keluarga Menurut UNICEF, Apa Saja?
Kemudian baca koran atau tonton berita keuangan bersama, dan diskusikan bagaimana nilai saham pilihan setiap orang berfluktuasi.
Nah, itulah panduan mengajarkan anak tentang uang yang bisa dimulai dengan cara bertahap bahkan sejak si kecil berusia dua tahun. (*)