Mommy ASF Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Ceritakan Kehilangan Anak Kelimanya

Firdhayanti - Sabtu, 22 Januari 2022
Mommy ASF atau Eca Prasetya, penulis Layangan Putus
Mommy ASF atau Eca Prasetya, penulis Layangan Putus Instagram/ecaprasetya

Parapuan.co - Mommy ASF alias Eca Prasetya penulis novel Layangan Putus menceritakan tentang anak kelimanya yang meninggal dunia. 

Ia tak kuasa menahan air mata tentang anak bungsunya yang meninggal ketika dilahirkan. 

Eca mengatakan bahwa dirinya sangat bersalah terhadap anaknya. 

"Kalau ngomongin masalah anak emang emosional, cuma kayak aku mungkin lebih kayak merasa bersalah sama nomer lima," ucapnya dalam video Youtube The Sungkars yang diunggah pada Jumat sambil mengusap air mata 

Eca merasa bersalah karena memperlakukan anak kelimanya dengan cara yang berbeda.

"Karena sebelumnya, 1,2,3,4 itu kan kayak penuh dinantikan, dirawat, disayang, tapi yang kelima aku sibuk kerja, ke dokter sebisanya aku," ungkapnya.

"Jadi kayak lebih merasa bersalah. Jadi waktu kehilangan itu lebih nyalahin diri sendiri," sambung Eca. 

Ia melahirkan anak tiga anaknya secara normal, dan satu anak secara caesar.

"Yang pertama memang caesar. Yang kedua jarak 19 bulan itu normal, 2,3,4, itu normal. Waktu yang ke 5 tahu hamil, itu sama dokter 'udah pernah lahiran normal pasti normal lah," ceritanya. 

Baca Juga: Mimpi Penulis Layangan Putus Akhirnya Terwujud, Mommy ASF Bakal ke Cappadocia

Eca bercerita ia masih sering melakukan berbagai kegiatan selama hamil anak kelimanya. 

Ia masih sibuk bekerja, naik motor, hingga sering jalan-jalan ke mal dengan pemikiran agar mempermudah proses melahirkan.

"Kok bisa aku takabur banget. Jadi kayak nanti lahirannya pasti mudah," ucap Eca.

Hingga suatu ketika, air ketubannya pecah saat ia sampai di rumah usai jalan-jalan di mal. 

Dengan kondisinya yang seperti itu, Eca langsung dilarikan ke rumah sakit. 

Sesampainya, semua baik-baik saja hingga pada pembukaan 10, ia mengalami ruptur uteri. 

"Sampai akhirnya pembukaan 10 itu waktu mulai mengejan itu kerasa sih, kayak bayinya turun terus ada kayak gledek aku berasa, habis dari gledek ternyata mungkin itu rahimnya ruptur," ujar Eca.

Setelahnya, ia ingat bahwa anak ke-5 nya sudah tidak dapat diselamatkan. 

"Terus pendarahan, itu udah hilang kesadaran, muntah-muntah, aku ingetnya setelah itu caesar, tapi waktu caesar enggak bisa diselamatkan bayinya," imbuh Eca dengan suara bergetar.

Baca Juga: Makna Layangan Putus Menurut Penulis Asli, Kisah yang Berawal dari Cerita Nyata

Meskipun begitu, Eca berusaha mengambil hikmah dari kejadian itu. 

Ia berusaha menghibur dirinya dan berpikir positif. 

"Menghibur dirinya mungkin aku dalam kondisi kayak gini belum dipercaya sama Allah untuk ada bayi ini," kata Eca.

"Udah ada kakak-kakaknya yang aku harus fokusin dulu mungkin. Dia Insya Allah nunggu di surga aja, lebih (mikir) ke sana buat ngebesarin hati aja," lanjutnya.

Dalam WebMD, ruptur uteri terjadi karena dinding rahim yang pecah. 

Sebagaimana diketahui, dinding rahim terbuat dari jaringan lunak yang mengembang untuk menampung bayi yang sedang tumbuh selama kehamilan.

Biasanya, rahim mengembang saat hamil lalu menyusut kembali setelah bayi lahir. 

Dalam beberapa kasus, rahim Anda mungkin pecah karena tekanan dari bayi Anda yang sedang tumbuh.

Ruptur uteri paling sering terjadi pada perempuan hamil yang sebelumnya melahirkan bayi melalui operasi caesar.

Baca Juga: Dialog It's My Dream Not Her di Layangan Putus Populer, Putri Marino Ungkap Itu Tidak Ada di Skrip

Saat menjalani operasi caesar, dokter akan  memotong rahim supaya bayi bisa lahir. 

Ruptur uteri kemungkinan besar terjadi di sepanjang garis bekas luka persalinan sesar sebelumnya.

Ini terjadi karena dinding rahim yang lemah di sepanjang garis operasi pada kelahiran sebelumnya. 

Meskipun begitu, operasi caesar bukan satu-satunya kondisi yang dapat menyebabkan ruptur uteri. (*)

Sumber: WebMD,YouTube
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh