Parapuan.co - Apakah Kawan Puan pernah mendengar pepatah "waja sampai kaputing" tentang etos kerja dari masyarakat suku Banjar?
Pepatah yang berarti berjuang sampai akhir itu menggambarkan kisah dan cara hidup Nurshasha yang kini sudah menjadi seorang pengusaha.
Betapa tidak, perempuan berusia 21 tahun asal Kalimantan Selatan itu melalui masa kanak-kanak yang tidak mudah sebelum bisa seperti saat ini.
Perempuan yang meraih gelar sarjana serta menyelesaikan pendidikan profesi apoteker ini mengungkapkan dulu ayahnya pernah tertipu investasi bodong.
Sasha pun mengisahkan bagaimana hal tersebut merenggut harapan ayah dan ibunya yang berprofesi sebagai guru di SDN Landas.
Baca Juga: Keluar dari Kejenuhan, Nining Santoso Sukses Jadi Desainer Busana Pesta Muslimah
"Karena ajakan teman di lingkungan kerja, akhirnya ayah tertarik. Awalnya ikut cuma Rp250 ribu dan langsung ada imbal hasilnya," kata Sasha tentang investasi bodong yang diikuti oleh ayahnya.
Pada 2010 silam, masyarakat Kalimantan Selatan pernah dihebohkan oleh runtuhnya kerajaan bisnis investasi intan milik seorang pengusaha yang sebenarnya dikenal cukup dermawan.
Dari money game dengan skema ponzi yang dijalankan, pengusaha tersebut merugikan lebih dari tiga ribu orang dengan total kerugian sekitar Rp817 milyar.
"Namanya manusia pasti inginnya lebih. Ayah menambah investasinya dan juga mengajak orang. Semakin banyak yang diajak, akan menambah income ayah," terang Sasha.
"Saat itu, ayah mengajak sepuluh orang dengan total investasi sekitar Rp500 juta,” tambahnya.
Beberapa bulan pertama, investasi tersebut lancar, tetapi keuntungan yang didapat tidak pernah diambil oleh ayah Sasha dengan harapan akan mendapatkan hasil yang lebih besar lagi.
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |