Agar Lebih Inklusif, Ini 5 Tips Membuat Internet Ramah dan Aksesibel bagi Difabel

Rizka Rachmania - Minggu, 28 November 2021
Agar lebih inklusif dan terakses oleh semua, ini cara agar internet ramah disabilitas.
Agar lebih inklusif dan terakses oleh semua, ini cara agar internet ramah disabilitas. Ju Photographer

Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu bahwa selama ini teman-teman difabel kita masih kesulitan dalam mengakses maupun menggunakan internet?

Hal ini bukan karena di daerah mereka internet belum ada, namun lebih karena internet memang belum ramah kaum difabel.

Internet yang selama ini sudah jadi teman sekaligus penyelamat hidup kita saat ada informasi yang ingin dicari, ternyata belum bisa menjadi tempat yang ramah kaum difabel.

Beberapa teman-teman difabel kita masih kesulitan menggunakan internet karena memang belum ada fitur yang memudahkan mereka.

Di sini, internet yang kita bahas dalam artian luas ya, Kawan Puan. Termasuk juga media sosial, website, webinar, dan segala hal yang menggunakan internet.

Baca Juga: Mengenal Soal Difabel dan Disabilitas, Apakah Perbedaannya?

Ternyata, internet yang seolah sudah jadi bagian kehidupan kita sehari-hari, belum bisa dinikmati oleh teman difabel.

Contohnya saja website atau media sosial yang hanya menampilkan visual, tanpa adanya suara, sehingga hal tersebut kurang ramah bagi penyandang tuna netra.

Mereka tidak akan bisa dengan jelas menikmati konten yang ada sebab hanya visual yang ditampilkan.

Lalu juga saat ada webinar, jarang kita temui juru bahasa isyarat yang membantu menerjemahkan isi diskusi untuk teman-teman tuna rungu.

Padahal, bisa jadi dalam acara itu ada teman tuna rungu yang ikut bergabung.

 

Terlepas dari apakah teman tuna rungu ini sudah menggunakan alat bantu dengar, namun perlu adanya kesadaran bagi kita untuk menciptakan internet sebagai tempat yang ramah disabilitas.

Melihat fakta bahwa internet masih kurang ramah bagi penyandang difabel, maka dalam salah satu acara Feminist Festival 2021 digelar Workshop: Membuat Internet Ramah Disabilitas.

Dalam workshop itu hadir Ilma Rivai, seorang pegiat disabilitas dan Ni Putu Candra Dewi dari Bumi Setara.

Bersama, mereka memberikan tips serta pengetahuan bagi kita bagaimana membuat internet lebih ramah dan aksesibel bagi teman-teman disabilitas.

Baca Juga: Kiprah Model Difabel yang Warnai Industri Modeling Lebih Inklusif

1. Memilih dengan cermat warna background dan tulisan

Dalam presentasi maupun webinar, sering kita menemukan warna background dan tulisan yang ternyata tidak ramah bagi penyandang buta warna.

Contohnya adalah gabungan warna merah di atas hijau maupun sebaliknya yang akan sulit dibaca oleh seorang yang mengalami kondisi buta warna.

Mulai sekarang, kita bisa memilih warna yang lebih aksesibel misalnya oranye, merah, dan kuning.

Lalu kita bisa juga menggunakan warna terang dengan background gelap dan sebaliknya.

2. Fitur voice command

Fitur voice command sangat dibutuhkan untuk ada di internet.

Guna dari fitur ini adalah untuk memudahkan difabel tuna daksa maupun netra agar lebih cepat mengakses informasi di internet.

3. Fitur speech recognition

Fitur speech recognition sangat berguna bagi penyandang tuli.

Sebagai contoh, jika ada berita atau pidato penting di internet, fitur ini bisa memudahkan mereka tahu apa yang sedang dibicarakan.

Pasalnya, fitur tersebut akan mengubah suara menjadi tulisan.

4. Menyediakan juru bahasa isyarat

Dalam webinar maupun acara onlne, kerap kali tidak ada seorang juru bahasa isyarat yang akan membantu teman-teman difabel.

Padahal, untuk bisa menciptakan internet yang ramah dan aksesibel untuk semua, kita perlu menyediakan seorang juru bahasa isyarat.

Maka dari itu Kawan Puan, jika kamu ke depannya akan menyelenggarakan acara, kamu bisa mulai melakukan perubahan yakni dengan menghadirkan juru bahasa isyarat.

Terlepas dari apakah nantinya ada penyandang difabel di acaramu atau tidak.

Baca Juga: Mengenal Laninka Siamiyono, Sosok Inspiratif di Balik Lipstick untuk Difabel

5. Membatasi jumlah halaman artikel

Khusus bagi Kawan Puan yang bekerja di media online, khususnya website yang menyajikan artikel, cobalah membatasi jumlah halaman.

Meski, semakin banyak halaman artikel maka semakin banyak keuntungan yang didapat, namun ternyata hal itu kurang ramah bagi difabel.

Hindari membuat artikel online sejumlah belasan atau puluhan.

Lalu, sediakan juga tombol untuk menuju pilihan menampilkan seluruh artikel dalam satu halaman.

Nah, Kawan Puan, itu tadi ya cara yang bisa kita lakukan untuk membuat internet ramah dan aksesibel bagi difabel, ya. (*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania