L’Oréal-UNESCO For Women In Science 2021 Dukung Kesetaraan Gender di Bidang Sains

Aulia Firafiroh - Rabu, 10 November 2021
Loreal Indonesia X UNESCO
Loreal Indonesia X UNESCO parapuan

“Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mendorong kesetaraan gender, termasuk pengembangan sains, Hal ini terlihat dari masih minimnya publikasi tentang kesetaraan gender terutama di bidang sains. Program seperti L’Oréal-UNESCO For Women in Science ini perlu terus kita dorong untuk memastikan bahwa kontribusi perempuan di bidang sains terus meningkat. Kami berharap penghargaan ini dapat memberikan dampak yang lebih besar lagi terhadap pengembangan sains di Indonesia,” tambah Ir. Suharti, M.A.

Indra Gunawan berharap keempat perempuan yang terpilih, mampu menginspirasi anak perempuan untuk mengejar mimpi di bidang sains.

“Bertepatan peringatan Hari Pahlawan Nasional, hari ini kita merayakan empat pahlawan perempuan di bidang sains – para fellows L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2021. Banyak potensi yang bisa terus kita kembangkan terutama dari anak-anak perempuan. Bersama berbagai pihak lainnya, kami dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ingin terus mendorong anak perempuan untuk mau terjun di dunia ilmu pengetahuan, terutama sains dan teknologi agar semakin banyak perempuan Indonesia bisa berkontribusi di bidang tersebut," kata Indra Gunawan

"Keempat ilmuwan perempuan L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2021 menjadi role model bagi anak-anak perempuan kita untuk juga mengikuti jejak para ilmuwan perempuan di Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: SOVLO Luncurkan Produk Fesyen Lewat Kampanye #BanggaIlustratorLokal

Berikut keempat ilmuwan perempuan Indonesia yang terpilih mendapat bantuan dana riset:

  1. Febty Febriani, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Fisika – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
  2. Fransiska Krismastuti, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Kimia – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
  3. Dr. Magdalena Lenny Situmorang dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
  4. Peni Ahmadi, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Bioteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).  (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh