Kenali Kekerasan pada Perempuan Berbentuk Emosional dalam Pertemanan

Putri Mayla - Kamis, 28 Oktober 2021
Kekerasan pada perempuan secara emosional juga dapat terjadi dalam lingkup pertemanan. Kenali tanda-tandanya.
Kekerasan pada perempuan secara emosional juga dapat terjadi dalam lingkup pertemanan. Kenali tanda-tandanya. iStockphoto/Ekkasit Jokthong

Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan biasanya diberitakan terjadi pada pasangan atau di tempat kerja.

Namun rupanya, kekerasan ini juga dapat terjadi dalam pertemanan.

Kekerasan ini dapat berbentuk secara emosional.

Melansir Healthline, pada mulanya pertemanan ini bisa terjalin dengan baik.

Kemudian, terdapat drama yang dapat menyudutkan penyintas yang berada dalam pertemanan.

Baca Juga: Jadi Bentuk Kekerasan pada Perempuan, Ini Fakta Revenge Porn

Kekerasan pada perempuan berbentuk emosional dalam pertemanan ini dapat berupa gaslighting, silent treatment, ejekan dan beberapa lainnya.

Tanpa sebab yang jelas, penyintas akan bingung dengan pelaku yang merupakan teman sendiri.

Di sisi lain, penyintas juga merasa tidak berdaya jika keluar dari lingkup pertemanan tersebut.

Hal ini perlu diketahui, sebab kekerasan emosional yang terjadi dalam petemanan juga dapat berdampak pada psikis penyintas.

Selanjutnya, berikut beberapa tanda kekerasan emosional dalam pertemanan dan cara mengatasinya.

Kekerasan pada perempuan berbentuk emosional dalam pertemanan memiliki beberapa tanda.

Dr. Fran Walfish, psikoterapis keluarga dan hubungan di Beverly Hills, California, berbagi beberapa tanda:

- Temanmu berbohong padamu

"Jika kamu menangkap mereka berulang kali berbohong kepadamu, itu masalah. Hubungan yang sehat didasarkan pada kepercayaan," jelas Walfish.

- Temanmu terus-menerus menghantui atau tidak melibatkanmu.

"Jika kamu menghadapi mereka, mereka menjadi defensif atau menuding dengan mengatakan itu salahmu. Tanyakan pada diri sendiri, mengapa mereka tidak mengakuinya?” terangnya.

Baca Juga: Diduga Lakukan Kekerasan pada Perempuan, Kim Seon Ho Alami Cancel Culture, Apa Itu?

- Mereka menekan kamu untuk hadiah besar, seperti uang, dan kemudian mengarahkan kamu untuk berpikir bahwa itu adalah "hadiah" untuk mereka daripada pinjaman.

- Temanmu memberi silent treatment, atau membuat kamu merasa tidak enak dengan mengkritik.

Fran menjelaskan, bahwa ini adalah cara pelaku untuk mengontrol dinamika kekuasaan.

"Kamu tidak ingin berada dalam hubungan dekat di mana kamu merasa direndahkan atau kurang dari orang lain," ujarnya.

- Teman kamu tidak menghargai batasan atau waktu yang kamu miliki.

Dengan mengetahui beberapa tanda ini, kamu dapat membuat batasan terhadap diri sendiri.

Pasalnya, kekerasan emosional dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang.

Ada jalan keluar dan langkah-langkah berbeda yang dapat diambil seseorang ketika mencoba meninggalkan pertemanan yang kasar.

Biasanya, komunikasi terbuka merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.

Namun, Dr. Fran percaya bahwa yang terbaik adalah tidak mengonfrontasi pelaku dan pergi dengan tenang.

"Ini seperti mengatur diri sendiri. Mereka mungkin akan menyalahkan kamu, jadi lebih baik bersikap ramah. Orang-orang ini tidak menangani penolakan dengan baik," jelasnya.

Gail Saltz, profesor psikiatri di NY Presbyterian Hospital Weill-Cornell School of Medicine dan seorang psikiater juga turut berpendapat.

Baca Juga: Tak Berbuat Apa-apa Saat Lihat Kekerasan pada Perempuan, Pahami Fenomena Bystander Effect

Seseorang mungkin memerlukan terapi jika hubungan ini telah merusak perasaan harga diri.

Selanjutnya, untuk memahami mengapa kamu memasuki persahabatan tersebut.

Kemudian, mengapa kamu menoleransinya sejak awal untuk menghindari kembali ke dalamnya atau memasuki persahabatan yang melecehkan lainnya.

Gail juga menyarankan agar kamu menjelaskan kepada orang lain termasuk teman dan anggota keluarga bahwa kamu tidak akan berada di dekat orang itu lagi.

"Beri tahu teman dekat atau keluarga apa yang terjadi dan biarkan mereka membantu kamu untuk tetap terpisah," ungkapnya.

Selanjutnya, untuk memutus rantai kekerasan pada perempuan secara emosional, ia juga berpikir untuk memutus sarana akses yang mereka miliki ke rumah atau kantor kamu.

(*)