Mengenal Profesi Pembatik dan Alat yang Dipakai saat Bekerja

Arintha Widya - Minggu, 3 Oktober 2021
Ilustrasi profesi pembatik
Ilustrasi profesi pembatik

Parapuan.co - Memperingati Hari Batik Nasional, kita sebagai warga negara Indonesia tidak bisa melupakan jasa pembatik atau pengrajin batik.

Pasalnya, profesi sebagai pembatik bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi memerlukan keterampilan yang bisa dibilang dimiliki secara turun-temurun.

Apalagi jika melihat bahwa proses membatik tidak mudah dilakukan dan butuh kesabaran serta ketelitian yang luar biasa.

Sebagaimana melansir Kompas, pekerjaan yang dilakukan seorang pembatik tidak cukup hanya menorehkan cairan dari dalam canting ke kain putih semata.

Pembatik akan berkutat dengan udara dan uap panas dari cairan malam yang dimasak di atas tungku kecil.

Baca Juga: Tak Cuma Racik Obat, Ini Skill untuk Mendukung Peran Profesi Apoteker

Pengrajin batik juga mesti berhati-hati ketika mengambil cairan tersebut, supaya tidak terlalu panas atau dingin ketika diteteskan pada kain.

Proses pembuatan selembar kain batik tak cukup memakan waktu sehari, tetapi bisa beberapa bulan.

Hal inilah kiranya yang membuat profesi sebagai pembatik bukan sebatas pekerjaan biasa.

Pengrajin batik ialah artisan, yang pekerjaannya sama seperti seniman ketika menciptakan sebuah karya.

Maka itu, tidak jarang kita menemukan sebagian besar pembatik sudah berusia senja.

Kalau tidak demikian, maka pembatik muda atau paru baya yang menekuni profesi ini dulunya juga mempunyai ibu atau nenek seorang seniman batik.

Bedanya pembatik dengan seniman konvensional atau modern lainnya, terletak pada gaung nama mereka.

Para pembatik tidak dikenal namanya di luar sana meski hasil karyanya sudah mendunia.

Mereka adalah orang di balik layar yang rendah hati dan tak merasa perlu menjadi seperti seniman terkenal lainnya.

Berikut alat dan bahan yang umum digunakan pembatik untuk memproduksi karya seninya:

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia: Langkanya Dokter Spesialis Jantung di Indonesia

1. Kain putih

Bahan utama batik adalah kain putih polos, yang jenisnya dari kain mori sampai sutera.

Dahulu, kain yang digunakan merupakan hasil tentunan sendiri, tetapi kini berasal dari pabrikan atau impor.

2. Canting

 

Canting merupakan alat pembuat motif batik yang fungsinya sama seperti pena. Bedanya, canting memakai lilin malam sebagai tintanya.

Alat ini bentuknya beragam, tetapi umumnya melengkung dengan ujung runcing yang berfungsi membuat titik dalam sekali sentuhan.

Di bagian atas ujungnya yang runcing, terdapat mangkuk kecil untuk menampung malam sebelum diteteskan ke kain.

3. Gawangan dan lilin malam

Gawangan adalah tempat untuk menyampirkan kain yang akan dijadikan batik dan siap ditetesi lilin malam.

Lilin malam itulah yang nanti dicairkan di atas kompor, dan funngsinnya untuk menahan warna agar tidak masuk ke serat kain.

4. Panci, kompor, dan larutan pewarna

Panci dan kompor dipakai untuk memanaskan lilin malam. Sedangkan larutan pewarna digunakan untuk mewarnai batik.

Pewarnaan dilakukan setelah proses meneteskan lilin malam ke atas motif kain telah selesai.

Pewarna batik berbeda-beda dari segi bahan, sehingga hasilnya pun berbeda di tiap daerah.

Nah, Kawan Puan sudah mengetahui seperti apa profesi pembatik dan peralatan yang mereka gunakan, bukan?

Semoga informasi ini menambah wawasanmu di Hari Batik Nasional, ya. (*)

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami