Malala Yousafzai Desak Para Pemimpin Dunia Lindungi Hak Perempuan Terkait Konflik Afghanistan

Alessandra Langit - Kamis, 19 Agustus 2021
Malala Yousafzai Desak Pemimpin Negara di Dunia terkait konflik di Afghanistan
Malala Yousafzai Desak Pemimpin Negara di Dunia terkait konflik di Afghanistan Grid.id

Parapuan.co - Aktivis Malala Yousafzai buka suara soal konflik Afghanistan terkait masuknya pasukan Taliban.

Dalam sebuah video pernyataan untuk BBC News, Malala Yousafzai sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan, khususnya keselamatan perempuan dan anak perempuan.

Ia menyerukan desakan kepada para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan segera.

Malala Yousafzai mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memiliki banyak hal yang harus dilakukan.

Joe Biden dirasa harus mengambil langkah berani untuk melindungi rakyat Afghanistan.

Baca Juga: Konflik Afghanistan, 15 Orang Warga Negara Indonesia Dipastikan Aman

Selain Joe Biden, Malala telah berusaha menjangkau beberapa pemimpin global.

"Ini adalah krisis kemanusiaan yang mendesak saat ini, sehingga kita semua perlu memberikan bantuan dan dukungan sepenuhnya," kata Malala Yousafzai, dikutip dari Reuters.

Malala Yousafzai yang kini berusia 23 tahun selamat dari tembakan di kepala oleh seorang pria bersenjata Taliban Pakistan pada tahun 2012.

Ketika Taliban sebelumnya berkuasa, perempuan dilarang bersekolah dan tidak diizinkan untuk bekerja di berbagai sektor.

Selain itu, perempuan juga tidak bisa keluar kecuali mengenakan burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki mereka.

Seperti diketahui, Malala Yousafzai telah menjadi sasaran pasukan Taliban setelah kampanyenya yang menuntut kesetaraan perempuan dalam bidang pendidikan.

Malala sudah dikenal semenjak berusia 11 tahun. Ia menulis blog dengan nama pena samaran kepada BBC terkait kehidupan di bawah kekuasaan Taliban di Pakistan.

"Saya sangat prihatin dengan situasi di Afghanistan saat ini, terutama tentang keselamatan perempuan dan anak perempuan di sana," tambah Malala dalam video tersebut.

"Saya memiliki kesempatan untuk berbicara dengan beberapa aktivis di Afghanistan, termasuk aktivis hak-hak perempuan.

"Mereka berbagi keprihatinan bahwa mereka tidak yakin seperti apa hidup mereka nantinya," katanya lebih lanjut.

Baca Juga: Zarifa Ghafari, Walikota Perempuan di Afghanistan yang Jadi Incaran Militan Taliban

Malala Yousafzai mengatakan bahwa dia telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Ia memintanya untuk menerima pengungsi Afghanistan dan memastikan bahwa semua anak pengungsi memiliki akses ke pendidikan.

Malala juga menuntut agar anak dan perempuan Afganistan yang harus mengungsi memiliki akses ke keselamatan dan perlindungan.

Ia meminta jaminan dari pemimpin-pemimpin dunia bahwa masa depan perempuan dan anak yang harus mengungsi tidak akan hilang.

Malala Yousafzai dan Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Fawad Chaudhry juga telah berbicara di telepon.

Menteri Fawad mengatakan bahwa Pakistan akan terus mendukung upaya untuk pendidikan perempuan di Afghanistan tetap berjalan.

Ia mengatakan bahwa Pakistan akan menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak pengungsi Afghanistan.

Saat ini pun, ada sekitar 6.000 anak Afghanistan yang sedang menempuh pendidikan di Pakistan.

Selama panggilan telepon tersebut, Malala Yousafzai mendesak keprihatinan global mengenai hak-hak perempuan di Afghanistan.

Baca Juga: Melihat Kondisi Perang Afghanistan di Masa Lalu Lewat 4 Rekomendasi Buku Ini

"Pakistan harus memainkan peran aktif dalam mendukung pendidikan perempuan di Afghanistan," ucap Malala.

Malala Yousafzai diketahui segera pindah ke Inggris setelah ditembak, ia menerima perawatan medis dan tahun lalu lulus dari Universitas Oxford dengan gelar sarjana Filsafat, Politik dan Ekonomi. (*)

Sumber: Reuters
Penulis:
Editor: Arintya