Parapuan.co - Seiring dengan konsumen yang semakin menyadari pentingnya sustainbale fashion (fesyen berkelanjutan), kini banyak muncul brand yang memproduksi pakaian yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.
Proses produksi fesyen berkelanjutan bukan hanya ramah untuk lingkungan, namun juga memerhatikan kesejahteraan para pekerjanya.
Namun, ada masalah dalam fesyen berkelanjutan dengan standar global yaitu harganya tidak terjangkau bagi sebagian orang.
Seperti yang dilansir dari laman SCMP, sebagian besar konsumen di seluruh dunia yakni mereka dengan upah minimum di negara maju atau di bawah garis kemiskinan di negara berkembang cenderung mengabaikan masalah etika ketika diberi pilihan untuk membeli barang dengan harga rendah atau harga mahal yang dibuat secara bertanggung jawab.
Membuat pilihan yang bertanggung jawab sebagai konsumen merupakah suatu hal yang tidak semua orang mampu melakukannya.
Selain itu, membuat fesyen berkelanjutan tersedia untuk publik bukanlah tugas yang mudah.
"Pakaian dan aksesori yang dibuat secara ramah lingkungan dan bertanggung jawab benar-benar dapat terjangkau," kata Dana Thomas, Jurnalis dan Penulis Fashinopolis.
Ia menambahkan bahwa fashion yang terjangkau (fast fashion) memperumit situasi karena harganya terlalu rendah.
Baca Juga: Intip Pakaian Olahraga Atlet 5 Negara dalam Olimpiade Tokyo 2020
Lebih lanjut lagi, kini kita melihat pergeseran budaya dalam berbelanja pakaian.
Berkelanjutan menjadi lebih populer seiring dengan tumbuhnya kesadaran konsumen, seperti yang dikatakan oleh Clare Press, pembawa acara dalam Podcast tentang mode berkelanjutan.
Merawat, membagikan dan memperbaiki pakaian menjadi keren juga menjadi tren saat ini.
Lebih lanjut lagi, Gen Z saat ini juga memiliki peran dalam barang bekas atau pakaian vintage lebih keren dari sebelumnya.
Selain itu, brand saat ini juga banyak yang mengusung mode berkelanjutan.
Bandana Tewari seorang jurnalis gaya hidup dan aktivis keberlanjutan menyarankan untuk membeli barang-barang yang bernilai. Jangan merusak lingkungan dengan membeli barang yang tidak ramah lingkungan.
Lebih lanjut lagi menurut Bandana, 'saya membeli produk yang bernilai' berbeda dengan mengatakan 'saya membeli sesuatu yang harganya jauh lebih murah, dan karenanya terjangkau'.
“Jadi, ya, kita perlu memiliki opsi berkelanjutan di banyak titik harga yang berbeda, tetapi kita harus mempertimbangkan barang-barang ini sebagai barang tahan lama, dan harganya harus sesuai.” kata Maxine Bédat, direktur Institut Standar Baru dan penulis Unraveled: The Life and Death of a Garment.
Baca Juga: Simak Penjelasan mengenai Apakah Atlet Voli Pantai Perempuan Harus Pakai Bikini
(*)