Bangga! Partisipasi Perempuan Sepanjang Olimpiade Semakin Setara

Vregina Voneria Palis - Kamis, 29 Juli 2021
Partisipasi Perempuan Sepanjang Sejarah Olimpiade
Partisipasi Perempuan Sepanjang Sejarah Olimpiade Kompas

 

Parapuan.co - Kawan Puan, partisipasi atlet perempuan sepanjang sejarah Olimpiade ternyata cukup menarik untuk kita simak.

Jika melihat data partisipasi atlet perempuan di Olimpiade yang ditujukkan oleh UNWomen melalui Instagramnya, sejarah Olimpiade memang sedikit banyak sudah banyak berubah.

Olimpiade Tokyo 2020 yang saat ini sedang berlangsung menjadi sejarah baru di mana partisipasi perempuan hampir seimbang dengan partipasi laki-laki, yakni sebesar 48,8 persen.

Baca Juga: Yasmeen Al-Dabbagh, Atlet Sprinter Perempuan Pertama Arab Saudi di Olimpiade

Namun jika kita tarik ke belakang, sebelum Olimpiade Tokyo 2020 ini, partisipasi perempuan dalam pesta olahraga ini tergolong rendah.

Pada Olimpiade tahun 1900 misalnya, partisipasi atlet perempuan dalam pekan olahraga ini hanya 2,2 persen atau 22 orang.

Nah, minimnya partisipasi perempuan ini sebenarnya tidak terlepas dari sejarah olahraga itu sendiri, Kawan Puan.

Melansir dari situs Laici.va, kegiatan olahraga sendiri pada awalnya memang dikhususkan untuk bangsawan laki-laki, yang memang dianggap memiliki fisik sempurna.

Di masa lalu, Olimpiade kuno diadakan sama seperti Olimpade modern saat ini, empat tahun sekali, yang membedakan tentu saja peraturannya yang masih pro laki-laki.

Pada saat itu, antara 776 Sebelum Masehi dan 393 Masehi, perempuan tidak diizinkan untuk menghadiri permainan olahraga ini apalagi berpartisipasi, Kawan Puan.

Baca Juga: Pernah Alami Anemia dan Anxiety, Yui Ohashi Raih 2 Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Pada akhir abad ke-19, barulah kita memasuki era Olimpiade modern, di mana pesta olahraga tersebut terbuka untuk semua orang, laki-laki dan perempuan, namun masih belum secara resmi.

Pada tahun 1900, pada Olimpiade modern kedua yang diadakan di Paris, perempuan mulai berpastisipasi dalam pesta olahraga bergengsi ini.

Pada Olimpiade tahun itu, para atlet perempuan berkontribusi pada cabang olahraga tenis, kroket, berlayar dan golf.

Pada tahun 1908, jumlah pastisipan perempuan semakin bertambah, dari 22 orang pada tahun 1900 menjadi 36 orang dari total atlet 2008 orang.

36 atlet perempuan tersebut berkontribusi untuk olahraga panahan, skating, berlayar, tenis dan motor air.

Dua puluh tahun berselang, setelah Perang Dunia Pertama, pada tahun 1920, barulah perempuan dapat secara resmi mengikuti pagelaran olahraga ini.

Dititik inilah partisipasi perempuan dalam Olimpiade melonjak cukup banyak, tercatat ada 290 perempuan dari total 2883 atlet yang menjadi peserta pada Olimpiade Amsterdam.

Antara tahun 1928 dan 1936 (Olimpiade Berlin), muncul kompetisi atau dispilin khusus untuk perempuan.

Tahun 1948, sejarah baru dicatatkan oleh  Francina Elsje Blankers Koen, atlet perempuan asal Belanda yang berhasil membawa pulang empat mendali Olimpiade.

Baca Juga: Keren! 5 Wasit Perempuan Ini akan Menjadi Bagian Olimpiade Tokyo 2020

Peran perempuan dalam Olimpiade semakin terlihat, pada tahun 1968, untuk pertama kalinya pembawa obor adalah seorang perempuan.

Norma Enriqueta Basilio de Sotelo adalah nama atlet muda yang mendapat kehormatan untuk membawa obor tersebut.

Dari tahun-ke tahun, partisipasi perempuan terus meningkat.

Pada Olimpiade Seoul di Korea Selatan jumlah pastisipan perempuan melebihi dua ribu orang, yakni 2194 perempuan dari total 8391 atlet.

Pada Olimpiade Sydney tahun 2000, api Olimpiade kembali dibawa oleh perempuan untuk memperingati seratus tahun partisipasi perempuan dalam Olimpiade.

Nah, meskipun partisipasi perempuan dalam pesta olahraga ini terus bertumbuh, sayangnya, diskriminasi masih terasa.

Angka partisipan laki-laki jauh berbeda dengan partisipan perempuan, hal ini tidak lepas dari kurang seimbangnya cabang serta disiplin olahraga yang dipertandingkan.

Kompetisi yang disediakan antara perempuan dan laki-laki tidak seimbang, ada lebih banyak kompetisi yang diselenggarakan untuk laki-laki.

Baca Juga: Profil Sarah Gamal, Wasit Berhijab Pertama di Cabor Basket Olimpiade Tokyo 2020

Namun demikian, pada Olimpiade Tokyo kali ini, disiplin olahraga yang dipertandingkan antara laki-laki dan perempuan sudah cukup imbang, Kawan Puan.

Tercatat ada 46 cabang olahraga yang dipertandingakan untuk perempuan dan 45 cabang olahraga untuk laki-laki.

Kawan Puan, itu dia sejarah partisipasi perempuan dalam Olimpiade.

Semoga peran perempuan dalam dunia olahraga ini semakin di apresiasi ya, Kawan Puan.(*)

 

Sumber: Instagram,Laici
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami