Orang Terdekat Sakit Parah, Ini 4 Tips untuk Tawarkan Dukungan Emosional

Vregina Voneria Palis - Jumat, 25 Juni 2021
Menawarkan Dukungan Emosional Untuk Orang Terdekat Yang Menderita Sakit Parah
Menawarkan Dukungan Emosional Untuk Orang Terdekat Yang Menderita Sakit Parah Woman photo created by jcomp

Parapuan.co - Kawan Puan, pernahkah kamu merasa kebingungan bagaimana menawarkan dukungan emosional pada anggota keluarga atau teman yang sakit?

Melansir dari Psychologytoday, kebingungan ini dirasakan oleh Jenifer, seorang istri dari pasien tumor otak.

Suami Jenifer, Martin (52) didiagnosa memiliki tumor otak enam bulan lalu.

Semenjak diagnosa tersebut, Martin mengalami kesulitan dalam beraktivitas, menjadi pelupa dan sulit mengolah informasi.

Melihat fakta bahwa akan terlalu sulit mengurus Martin di rumah, Jenifer memutuskan untuk memindahkan suaminya ke unit rawat inap.

Baca Juga: Romantisme dalam Pernikahan Menurun? Hidupkan Kembali dengan 4 Cara Ini

Sebulan pertama, Jenifer selalu mengunjungi Martin hampir setiap hari, tapi lama kelamaan kebiasaan ini berubah dan Jenifer menjadi jarang berkunjung.

Saat ditanya apa alasannya, Jenifer mengaku kebingungan bagaimana caranya memberikan dukungan emosional kepada suaminya tersebut.

Apakah Kawan Puan juga mengalaminya?

Jika iya, berikut cara menawarkan dukungan emosional untuk orang yang sedang sakit parah.

1. Bicarakan Hal-hal yang Perlu Dibicarakan

Kawan Puan, tentu kita memiliki banyak hal untuk dibicarakan.

Namun, yang menjadi masalah adalah kita sering bingung hal mana yang paling penting untuk dibicarakan.

Sebab, orang dengan penyakit serius sering kali kelelahan dan mengalami kesulitan untuk terlibat dalam percakapan yang panjang.

Sehingga kita mungkin ragu untuk membebani mereka dengan banyak bicara.

Baca Juga: Apa Itu Stalking? Ketahui Pengertian dan Bentuk Perilakunya yuk!

Nah, untuk menentukan topik mana sih yang penting kamu obrolkan, kamu bisa luangkan beberapa menit untuk membuat daftar hal-hal yang ingin dibicarakan.

Mulai dari hal sepele hingga sangat penting.

Setelahnya, kamu bisa menentukan topik mana saja yang menarik dan bisa dibicarakan dengan teman atau orang terkasih yang sedang sakit itu.

2. Jangan Mengharapkan Umpan Balik

Kawan Puan, seperti yang telah disebutkan di atas, orang dengan sakit parah sering kali kelelahan dan mengalami kesulitan untuk terlibat dalam percakapan yang panjang.

Maka dari itu, jangan terlalu berharap untuk mendapatkan umpan balik dari mereka.

Namun demikian, kamu masih bisa membicarakan topik-topik yang menurutnya seru dibahas untuk menghiburnya.

Baca Juga: Tak Perlu Marah, Begini Caranya Mengutarakan Rasa Cemburu ke Pasangan

3. Jangan Tutup Percakapan

Ketika Jennifer akhirnya mengunjungi suaminya, Martin mengangkat topik pembicraan mengenai penyakitnya.

Secara refleks Jenifer menjawab, “Berpikir positif! Jangan bicara seperti itu.”

Meskipun Jenifer mengatakan hal tersebut dengan maksud untuk menghiburnya, pernyataannya ini justru menutup niat Martin dalam memulai perbincangan.

Psikolog Gayle Dakof dan Shelly Taylor menyampaikan bahwa beberapa pasien mereka merasa tidak terbantu dengan topik pembicaraan yang menyuruh mereka semangat dan tetap ceria.

Sebab, hal itu dipandang meremehkan penyakit yang mereka derita.

Sebaliknya membawa topik mengenai penyakit yang diderita justru membuat para pasien merasa sangat terbantu karena anggota keluarga dengan tenang menerima kenyataan penyakit yang ia derita.

Baca Juga: Merasa Rumit dengan Pikiran Sendiri? Bikin Hidup Lebih Sederhana Pakai Cara Ini

4. Kehadiran

Kawan Puan, terkadang kehadiran kita disisi orang terkasih saat mereka sakit sudah cukup membuatnya senang.

Tidak perlu bingung mencari bahan pembicaraan untuk menghibur mereka karena kehadiran kita sendiri sudah menunjukkan kepedulian kita terhadap mereka.

Selain berbincang, kamu juga bisa melakukan aktivitas lain seperti menonton tv atau film bersama, membawakan makanan kesukaannya, dan lain sebagainya.

Kawan Puan, semoga empat tips di atas dapat membantu ya!(*)

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Linda Fitria