Parapuan.co - Baru-baru ini ada seorang perempuan dengan akun twitter berinisial N mengungkapkan cerita pelecehan seksual yang dilakukan GH sekitar tahun 2018 di salah satu kafe di Malang.
Kenapa sudah tiga tahun berlalu ia baru bercerita sekarang?
Jika Kawan Puan menanyakan hal yang serupa, maka kamu perlu tahu bahwa tak mudah bagi perempuan korban pelecehan seksual untuk membuka suaranya.
Bukan tanpa sebab, kita masih hidup dalam lingkungan masyarakat yang masih doyan menghakimi perempuan, terutama korban.
Miris memang, korban kerap diberi stigma oleh masyarakat dan penghakiman luar biasa yang berujung disalahkan.
Terlebih lagi, payung hukum di Indonesia yang belum 'ramah' terhadap para korban, apalagi terkait penghapusan kekerasan seksual ini.
Baca Juga: Tak Perlu Menyalahkan, Begini Cara Membantu Teman yang Alami Pelecehan Seksual
Hal keliru ini tumbuh subur, tapi sebagai sesama perempuan seharusnya kita bisa saling mendukung dan mendobrak serta merobohkan stigma ini dari waktu ke waktu.
Saat kita mendapati sahabat dekat kita mengungkapkan bahwa ia menjadi korban pelecehan seksual, akan lebih bijaksana jika kita mendengarkan dan percaya.
Sangat sulit baginya untuk bersuara karena trauma dan risiko yang menghantuinya.
Kekerasan seksual adalah tindakan yang salah bagaimana pun caranya, sebagai manusia yang menghormati hak asasi manusia, kita harus membantu menghentikan peristiwa ini agar tidak berulang bagi diri kita sendiri dan orang lain.
Lantas apa yang bisa kita lakukan, jika keluarga, sahabat, atau sesama perempuan lainnya bercerita kepada kita tentang pelecehan atau kekerasan seksual yang dialaminya?
Source | : | Komnas Perempuan |
Penulis | : | Ericha Fernanda |
Editor | : | Citra Narada Putri |
KOMENTAR