Pandemi Bikin Milenial Rentan Jadi Korban Penipuan Online, Kok Bisa?

Arintha Widya - Senin, 7 Juni 2021
Ilustrasi penipuan online
Ilustrasi penipuan online Photo by PhotoMIX Company from Pexels

Parapuan.co - Penipuan online tidak menyasar para orang tua yang kurang paham teknologi sebagai korbannya, tetapi milenial.

Melansir Stylist.co.uk, dewasa muda berusia di bawah 35 tahun justru paling rentan menjadi korban penipuan online.

Ini membuktikan, bahwa kaum milenial dan Gen Z yang merasa mengerti teknologi dan cukup bijaksana menggunakan internet, rupanya dapat terjebak oleh scammer.

Salah satu penyebabnya adalah, penipuan dalam jaringan dilakukan dengan cara halus dan rumit.

Oknum penipu bukan lagi sekadar mengelabui calon korbannya lewat email spam dengan meminta informasi pribadi.

Baca Juga: Selain Mendesak Minta Uang, Berikut Ciri-ciri Penipuan Online Lainnya

Bukan pula dengan cara mengirimkan pesan yang menyebut calon korban ialah penerima hadiah kuis atau sejenisnya.

Kini, penipu bahkan ada yang berpura-pura mewakili lembaga resmi pemerintah, semisal kantor pos atau bank-bank konvensional.

Mereka bahkan bisa memalsukan nomor telepon resmi dari perusahaan maupun bank terkemuka demi memuluskan rencananya.

Lockdown dan berbagai kegiatan yang dilakukan di rumah saja dan mengharuskan hampir setiap orang terhubung di internet turut memengaruhi maraknya penipuan online.

Pengguna internet yang sebagian besar berada dalam rentang umur di bawah 35 tahun, jadi lebih rentan akan kejahatan tersebut.

Sumber: Stylist.co.uk
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati