Good Vibes Only
a***** - 5 Mei 2023

Setelah lulus SMA, hal terberat datang kepadaku karena aku harus melupakan cita-citaku untuk menjadi sarjana.

Padahal saat itu, ada tawaran beasiswa dari salah satu universitas negeri favorit di daerahku.

Terpaksa tidak diambil karena aku harus bekerja membantu meringankan beban orang tua yang masih menyekolahkan keempat adik. 

Kalau memilih mengambil tawaran beasiswa tersebut, bingung juga. Orang tua harus memikirkan biaya kost dan kehidupan sehari-hari. Takut menambah beban mereka. 

Padahal, suatu kebanggaan karena teman-teman saya banyak yang tidak lolos ujian masuk, tetapi tawaran beasiswa malah datang padaku. 

Singkat cerita, dengan berat hati aku memilih untuk bekerja di sebuah pabrik di Cikarang.

Alhamdulillah, setiap bulan bisa mengirim uang untuk orang tua. Kalau dipikir-pikir, aku hebat, ya. He-he! :D

Usiaku waktu itu baru 18 tahun, lho! Saat teman-teman sebaya saya masih asik main dan kuliah, aku sudah bekerja membantu keluarga. 

Dari hasil bekerja, aku hanya menyisihkan sedikit untuk keperluan sebulan ke depan. Rasanya senang sekali orang tua menjadi lebih ringan membiayai sekolah adik-adik saya.

Beberapa tahun kemudian, aku memutuskan menikah dan mempunyai anak.

Pada suatu ketika, aku dan suami sedang mengobrol santai. Tiba-tiba, teringat lagi kejadian tidak bisa lanjut kuliah.

Akhirnya suami menyemangati untuk lanjut kuliah saat itu dan akan membiayai semuanya sampai lulus.

Padahal di sisi lain, semangat kuliah sudah tidak ada. Lagi pula, anak waktu itu sudah berusia dua tahun. Rasanya untuk apa kuliah. 

Akhirnya setelah disemangati terus sama suami, aku bisa melanjutkan kuliah di usia 24 tahun.

Alhamdulillah, semua proses sudah terlewati dengan support luar biasa dari suami tercinta.

Alhamdulillah, sekarang sudah lulus sarjana dengan ipk yang memuaskan. He-he! :D

Bersyukur bisa membuktikan kepada keluarga, teman-teman, dan saudara, saat ada kemauan di situ ada jalan.

Dengan susah payah, aku membagi waktu antara anak, keluarga dan kuliah, hingga akhirnya lulus dengan gelar sarjana pendidikan.

Meski begitu, rasanya sedih karena saat wisuda, orang tua sudah berpulang. Bapak dan ibu meninggal hanya selisih 2 tahun saat aku sedang menempuh bangku kuliah.

Tetapi tidak apa, ada suami dan anak yang selalu memberi dukungan. 

Duh, menceritakan ini tak terasa mengalir air mata!

Teringat tidak bisa melanjutkan kuliah saat lulus SMA.

Teringat perjuangan membiayai adik-adik sekolah, perjuangan melanjutkan kuliah yang tidak mudah, dan perjuangan untuk tetap tegar saat wisuda karena orang tua sudah tidak ada. 

Apapun itu, kita sebagai perempuan harus selalu semangat, optimis dan bekerja keras. Insyaallah Allah akan menolong kita. Semangat!

Dijawab Oleh

Admin Parapuan

Hei, kamu!

Baca ceritamu, kami di PARAPUAN jadi bersyukur, ada perempuan hebat yang jadi bagian dari kami. *PELUK*

MinPuan yakin, siapa saja yang membaca ceritamu pasti terinspirasi! Meski pernah alami masa-masa sulit, dukungan orang-orang terdekat memang sangat membantu, ya.

Semoga ketika ada seseorang yang tengah tak besemangat jalani harinya, mereka ingat ada kamu (dan kita semua) yang bisa jadi sahabat untuk bercerita. Sebab, bersahabat dan bercerita bisa memberi banyak manfaat.

Tuhan pasti akan selalu menolong kita, maka tetap semangat untuk mengejar mimpi. Salam sayang! :D