Love Yourself
E***** - 7 Agustus 2022
Didunia ini tidak ada orangtua yang adil dan anak yang benar-benar sempurna. Semua adalah perihal saling melengkapi. Menjadi anak ketiga dari empat bersaudara merupakan tantangan yang paling berat dalam hidup. Merasakan kurangnya kasih sayang dari orangtua karena cenderung kepada yang lebih kakak dan paling adik. Tapi hidup terus berjalan ternyata karakter pun terbentuk. Menjadi orang yang penakut, pesimis, caper, baperan, oversharing dan lari untuk mencari kebahagiaan sendiri karena tidak menemukannya dalam semua atap yang seharusnya adalah tempatnya. Pada akhirnya menjadi sebuah masalah ketika berinteraksi dengan oranglain, lebih banyak diam karena takut salah ngomong dan berlangsung selama puluhan tahun. Semakin aku berlari ternyata luka itu semakin mengejar dan semakin dalam. Tak ada tempat untuk mengadu, mengeluh dan meluapkan emosi serta kekesalan. Semoga ruang cerita dapat memberi aku ruang disini agar bisa didengar.

Dijawab Oleh

Admin Parapuan

Halo Kak!

Terima kasih sudah berkeluh kesah di Ruang Cerita. Terus tulis kisahmu di sini karena PARAPUAN siap mendengarkan sekaligus mengapresiasi keberanianmu untuk bercerita. 

Lukamu merupakan inner child, bagian erat dalam diri berupa ingatan maupun emosi yang pernah dialami saat masih kecil, entah pengalaman bahagia atau buruk.

Tak mudah menyembuhkan luka batin masa kecil. Psikolog anak Anastasia Satriyo mengungkapkan bahwa menyembuhkan inner child seperti mengupas bawang merah.

Maksudnya, penyembuhan dilakukan lapis per lapis dan bisa memakan waktu seumur hidup. Untuk pemulihan inner child selengkapnya, kamu bisa baca di sini.

Tak perlu terburu-buru untuk menyembuhkan luka. Cukup menyadari bahwa kamu pernah terluka dan kini kamu siap untuk proses pemulihan luka tersebut.

Tetap semangat dan peluk jauh untukmu, Kawan Puan!